
Harga IPO Widodo Makmur Rp 180, kok Jumlah Saham Dipangkas?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perusahaan peternakan PT Widodo Makmur Unggas akan melepaskan sebanyak 1,94 miliar saham atau setara dengan 15% pemilikan saham dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan.
Jumlah ini lebih rendah dari rencana perusahaan semula, setelah sebelumnya menurut rencana akan dilepas sebanyak-banyaknya 5,92 miliar atau 35% setelah penawaran umum.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan, saham ini akan dilego dengan harga Rp 180/saham. Dengan demikian perusahaan bakal memperoleh dana segar senilai Rp 349,41 miliar.
Harga Rp 180 ini sebetulnya adalah range atas dari harga penawaran antara Rp 142 sampai Rp 200. Di rencana awal, dengan saham yang dilepas 5,92 miliar, maka dari IPO ini, perseroan berpotensi meraih dana sebesar Rp 841,07 miliar sampai dengan Rp 1,18 triliun.
Dalam penawaran umum ini, perusahaan mengadakan Program ESA (alokasi saham untuk karyawan) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 7,5% saham dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini atau sebanyak-banyaknya sebesar 444,23 juta saham.
Lalu juga melaksanakan Program MSOP (alokasi saham buat manajer, direksi) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1,0% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 170,94 juta saham.
Perusahaan menunjuk penjamin pelaksana efek yakni PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Perusahaan telah mendapatkan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 22 Januari 2021 lalu dan melaksanakan penawaran umum pda 25-27 Januari 2021.
Tanggal penjatahan akan dilaksanakan pada 29 Januari dan pencatatan saham akan dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Februari 2021.
Dalam penjelasan sebelumnya, Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas'adi, mengatakan, perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3% untuk ekspansi dengan menambah serta memperluas sarana produksi, antara lain untuk pembangunan fasilitas Breeding PS Farm di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya, pembangunan fasilitas Layer Commercial Farm di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan fasilitas Hatchery di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa.
Berikutnya, pembangunan fasilitas Broiler Commerical Farm di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa, kemudian pembangunan fasilitas Slaughterhouse di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Lainnya yakni pembangunan fasilitas Feedmill di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Sisa dana IPO sebesar 25,7% akan digunakan untuk modal kerja perseroan terutama untuk pembelian bahan baku pada Feedmill dan pembelian Ayam Broiler Komersial untuk Slaughterhouse.
Secara kinerja, penjualan Widodo Makmur per Oktober 2020 mencapai Rp 940,92 miliar, naik dari Oktober 2019 sebesar Rp 448,67 miliar dengan laba bersih melesat menjadi Rp 62,63 miliar dari sebelumnya Rp 26,54 miliar.
Founder Widodo Makmur Perkasa (induk Widodo Makmur Unggas) Tumiyana, yang sebelumnya merupakan direktur utama di PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengatakan dengan dana dari aksi korporasi ini perusahaan akan melakukan pengembangan tempat pembiakan (breeding) ternak dan rumah potong ayam.
"Untuk pengembangan breeding dan rumah potong ayam," kata Tumiyana kepada ²©²ÊÍøÕ¾.
Tumiyana kini menjabat Komisaris Utama Widodo Makmur Unggas dan menjadi pemilik akhir dari perusahaan.
Dilansir dari website resminya, perusahaan ini berdiri dengan cikal bakal sebuah koperasi pada 1995 di Klaten dengan bisnis penggemukan sapi. Kemudian perusahaan ini berkembang dan mulai melakukan impor sapi dari Australia.
(tas/tas) Next Article Emiten Milik Eks Dirut WIKA IPO 35% Saham, Simak Jadwalnya!