CEO Sucor Ungkap Alasan BEI Rebound Cepat di 2020

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- CEO PT Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya, mengatakan pasar modal di Indonesia cepat pulih pada 2020 karena banyaknya stimulus dan relaksasi yang diberikan oleh pemerintah dan regulator. Hal ini berbeda dengan krisis yang terjadi pada 2008 lalu.
Pada awal 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 6.300-an namun terkoreksi lebih dari 40% kurang dari 3 bulan. Namun pada akhir 2020, IHSG telah pulih ke level 6.000-an.
Menurut Bernadus, stimulus pasa modal di Indonesia sama dengan bursa-bursa di seluruh dunia, yakni stimulus The Federal Reserve. Namun, sejumlah pemerintah juga memberikan stimulus sehingga pasar modal masih bergairah pada 2020 lalu.
"Tentu saja ini membantu recovery di pasar modal, sehingga recovery cepat dibanding 2008. Dengan adanya stimulus di seluruh belahan dunia maka ada capital inflow ke Indonesia," ujarnya pada saat Capital Market Outlook yang dilaksanakan ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (22/2/2021).
Dia juga mencermati bahwa partisipasi investor ritel juga semakin meningkat selama 2020 dan berlanjut pada 2021. Bernadus mencatat bahwa partisipasi ritel di Januari 2021 mencapai 70% di antara seluruh investor, Sementara itu, nilai transaksi selama 1 hari mencapai Rp 20 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Bernadus mengatakan bahwa dunia saat ini memantau Amerika Serikat di bahwa presiden baru, yakni Joe Biden. "Jika AS bisa pulih maka domino effect akan terjadi ke negara lain," ujarnya.
"Dengan stimulus di AS, mata uang USD melemah di emerging market. Indonesia sebagai emerging market dan sebagai negara penghasil komoditas akan diuntungkan," ujar Bernadus.
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi, mengatakan aktivitas transaksi di pasar saham domestik meningkat signifikan dengan rerata transaksi dilakukan oleh 251 ribu investor. Angka tersebut, meningkat 165% dibandingkan rerata tahun sebelumnya.
"Rata-rata aktif 251 ribu investor, tumbuh 165% dari rata rata tahun sebelumnya. Kepemilikan investor 2020 jadi kebangkitan investor domestik. Tingginya pemanfaatan teknologi buat work from home (WFH) mempengaruhi pola aktivitas masyarakat," kata Inarno.
Inarno mengatakan optimisme investor pada 2020 sudah terlihat meskipun pada Januari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan. Pada Januari, secara month to month IHSG sempat turun 1,95%, tapi pada pada Februari kembali mengyat 4,2%, year to date.
Sementara itu, rerata nilai transaksi pada kisaran Rp 20 triliun per hari, ini merupakan rekor rerata nilai transaksi harian di BEI. "Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pelaku pasar. Namun kita tetap optimis terhadap perkembangan yang terjadi," kata Inarno.
Frekuensi transaksi saham mencapai 1,6 juta per hari, angka ini kata Inarno, merupakan yang tertinggi di ASEAN dalam 3 tahun terakhir. Volume perdagangan 20 miliar saham per hari
"Lompatan ini merupakan hal yang luar biasa, ini dapat terjadi dari peran seluruh stakeholder," kata Inarno.
Pada kesempatan yang sama, Inarno menyampaikan, per 16 Februari 2021 jumlah investor saham sudah mencapai 2 juta SID lebih. Total saat ini ada 4,39 jumlah investor di pasar modal Indonesia.
Jumlah investor saham tersebut naik 18% dibandingkan akhir 2020. Sementara itu, total jumlah di pasar modal bertambah 13% pada periode yang sama.
Tahun 2021, kata Inarno, merupakan tahun penuh harapan adanya pemulihan ekonomi. Hal ini tercermin dari tingginya aktivitas perdagangan.
"Kami bersama SRO memberikan perhatian infrastruktur perdagangan, kita melayani besarnya kebutuhan transaksi dari kalangan investor, lonjakan transaksi 3 bulan terakhir tren positif dipengaruhi tren investor pasar modal, di masa new normal memberikan dampak positif terhadap investor dalam setahun terakhir," kata Inarno.
(dob/dob) Next Article Pulihkan Ekonomi, PPKM Mikro Diapresiasi Pelaku Pasar Modal
