²©²ÊÍøÕ¾

Laba Bersih Anjlok 66%, Saham Wika Gedung Ikutan Ambles!

Aldo Fernando, ²©²ÊÍøÕ¾
15 March 2021 14:11
wika gedung
Foto: wikagedung.co.id

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) merosot selama sesi I siang ini, Senin (15/3/2021). Pelemahan saham WEGE terjadi pasca-perusahaan melaporkan mengalami penurunan laba bersih drastis sepanjang 2020.

Pada penutupan perdagangan sesi I, saham anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini merosot 0,86% ke Rp 230/saham. Nilai transaksi WEGE sebesar Rp 6,77 miliar.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham WEGE kembali ambles sebesar 1,72% ke Rp 228/saham pada awal pembukaan sesi II siang ini, pukul 13:36 WIB.

Imbasnya, kinerja saham yang resmi melantai di bursa pada 2017 lalu ini menyusut 8,80% selama sebulan. Bahkan, secara year to date (YTD), saham WEGE sudah ambles 15,56%.

Adapun di awal sesi II, saham WEGEÌýminus 0,86% di posisi Rp 230/saham.

Sebelumnya, perusahaan investasi gedung ini mencatatkan penurunan laba bersih secara signifikan pada tahun lalu di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan keuangan (lapkeu) perusahaan, tercatat laba bersih mencapai Rp 153,28 miliar. Terjadi penurunan 66,06% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebesar Ro 451,65 miliar di akhir 2019 lalu.

Penurunan laba bersih ini terjadi karena perusahaan juga mencatatkan penurunan pendapatan hingga 38,47% YoY. Tercatat pendapatan perusahaan mencapai Rp 2,81 triliun di akhir 2020 lalu, merosot dari Rp 4,56 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data lapkeu 2020, manajemen WEGE menyatakan, sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, telah terjadi pandemi virus Covid-19 yang mengakibatkan kenaikan nilai tukar mata uang asing dan menurunnya kegiatan di sektor ekonomi.

"Secara langsung dan tidak langsung, dampak ini mempengaruhi kegiatan operasional Grup WEGE pada beberapa bulan mendatang," tulis manajemen.

Dampak pandemi Covid-19 dari awal tahun 2020 sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian cukup material bagi Grup, dikarenakan banyak pelanggan yang menutup usaha mereka sesuai dengan anjuran pemerintah masing-masing negara untuk menghentikan penyebaran Covid-19, sehingga secara langsung mempengaruhi performa Grup.

Adapun belum terealisasinya dana capital expenditure (capex) dan/atau dana IPO (dana penawaran umum saham perdana) disebabkan oleh penundaan rencana investasi hingga batas waktu tanggap darurat bencana berakhir dan daya beli masyarakat menurun sehingga berpengaruh terhadap pasar properti .

"Upaya yang dilakukan antara lain tetap melakukan operasional dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga hubungan dengan klien dan pemasok."

Ìý

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ÌýINDONESIA


(adf/adf) Next Article Optimal Terapkan K3, WEGE Borong Penghargaan di ISEA 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular