²©²ÊÍøÕ¾

Wah! Emiten TP Rachmat & Boy Thohir Garap Bisnis Blue Ammonia

Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
19 March 2021 17:42
Peter F Gontha memberi piagam kepada Theodore Permadi Rachmat atau yang lebih dikenal dengan TP Rachmat saat meraih pemenang ²©²ÊÍøÕ¾ Awards Lifetime Achievement. (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Peter F Gontha memberi piagam kepada Theodore Permadi Rachmat atau yang lebih dikenal dengan TP Rachmat saat meraih pemenang ²©²ÊÍøÕ¾ Awards Lifetime Achievement. (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha TP Rachmat dan Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESAA) baru saja melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan partner bisnisnya untuk investasi Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture, Utilization and Storage/CCUS) untuk produksi blue ammonia di Indonesia.

Presiden Direktur dan CEO Surya Esa Perkasa Vinod Laroya mengatakan penandatanganan ini dilakukan dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC) and Institut Teknologi Bandung (ITB).

Nantinya perusahaan berencana untuk menggunakan teknologi CCUS ini untuk merealisasikan blue ammonia (amonia rendah karbon) di Pabrik Amoniak Banggai di Banggai, Sulawesi Tengah.

"Pabrik Amonia Banggai kami merupakan aplikasi pertama dari teknologi amonia terbaru di dunia, menempatkan Indonesia di garis depan produksi Amonia. Kami berharap dengan kolaborasi ini, Perseroan membuka jalan bagi Indonesia untuk memainkan peran terdepan dalam menyediakan bahan bakar masa depan, dimulai dengan Blue Ammonia," kata Vinod dalam siaran persnya, Jumat (19/3/2021).

Amonia saat ini digunakan sebagai bahan baku pupuk, plastik, dan bahan kimia di seluruh dunia.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, peran amonia telah berkembang menjadi bahan bakar masa depan karena kandungan hidrogennya yang tinggi, nol emisi CO2 (karbon dioksida) selama pembakaran, dan logistik yang terpercaya.

Adapun kabar ini telah membawa saham ESSA menjadi top gainers hari ini Jumat (19/3/2021). Saham ini naik 18,79% pada penutupan perdagangan ke harga Rp 354/saham. Meski demikian asing melepas saham ini di pasar reguler senilai Rp 2,26 miliar.

Dalam sepekan terakhir saham ESSA mengalami kenaikan sebesar 60,91%. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 4,95 miliar di saham ini di pasar reguler.

Sebelumnya, dalam penerbitan saham baru ESSA tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD), JP Morgan Singapore dan UOB Kay Hian Pte Ltd. siap menambah modal dengan menyerap saham baru ESSA.

Lewat private placement ini, JP Morgan akan menggenggam 4,04% atau 635.632.184 saham ESSA, sementara UOB akan memiliki 0,51% atau 80.459.770 saham ESSA.

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan ESSA, perusahaan yang bergerak di bidang pemurnian gas alam dan kimia dasar itu akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,43 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10 per saham atau 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.

Namun harga pelaksanaan belum ditetapkan. Pihak investor yang akan mengambil bagian atas saham baru yang akan dikeluarkan dalam non-HMETD ini yakni pemegang saham lama yaitu Garibaldi Thohir, PT Ramaduta Teltaka, dan Chander Vinod Laroya.

Selain itu ada Patrick Sugito Walujo, Chandru Nebhraj T, Mukesh Agrawal, Deepak Khullar, Prakash Bumb, Miranda, J.P. Morgan Singapore, Bank Julius Baer, Singapore dan UOB Kay Hian Pte. Ltd., Singapore.

"Dengan asumsi seluruh saham baru yang diterbitkan dari saham portepel dalam rangka Penambahan Modal Tanpa HMETD maka pemegang saham Perseroan dalam jangka pendek akan terkena risiko dilusi kepemilikan saham maksimal sebesar 9,09%," tulis manajemen ESSA.

Per 30 September 2020, saham perusahaan dipegang oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera 25,30%, PT Ramaduta Teltaka 15,38%, Chander Vinod Laroya (Presdir) 13,65%, Sugito Walujo 5,39%, dan publik 40,27%.

Setelah private placement, maka saham Trinugraha akan terdilusi dari 25,30% menjadi 23%, Ramaduta dari 15,38% jadi 14,79%, sementara porsi saham TP Rachmat (Komisaris) berkurang dari 4,44% menjadi 4,03%, sementara itu Sugito Walujo juga berkurang dari 5,39% menjadi 5,38%. Namun porsi Garibaldi yang tadinya 3% akan bertambah menjadi 3,68%.


(tas/tas) Next Article Emiten TP Rachmat & Boy Thohir Siap Rilis Obligasi Rp 9,5 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular