
Goldman Sachs Ramal Minyak ke US$ 80, Kalau Drop Serok!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga minyak mentah di pasar mengalami penurunan pada perdagangan perdana pekan ini, Senin (22/3/2021). Kedua kontrak minyak yang aktif ditransaksikan di bursa berjangka, harganya melorot 1% lebih.Â
Kontrak Brent drop 1,16% ke US$ 63,78/barel. Untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) harganya ambles 1,11% ke US$ 60,74/barel. Ini merupakan harga terendah sejak 3 Maret 2021.
Kejatuhan harga minyak terjadi karena meningkatnya kasusCovid-19 di Eropa dan penguatan dolar AS.
Beberapa negara besar Eropa harus memberlakukan kembali lockdown karena peningkatan kasus Covid-19, sementara program vaksinasi melambat karena kekhawatiran tentang efek samping dari vaksin AstraZeneca yang didistribusikan secara luas di Eropa.
Perlambatan vaksinasi dan maraknya lockdown membuat outlook pemulihan permintaan bahan bakar menjadi suram.
Inggris harus memperlambat peluncuran vaksin Covid-19 bulan depan karena krisis pasokan yang disebabkan oleh penundaan pengiriman jutaan suntikan vaksin AstraZeneca dari India, dan kebutuhan untuk menguji stabilitas 1,7 juta dosis tambahan.
"Eropa menghadapi kenaikan kasus Covid-19 dalam tiga pekan beruntun dan dengan rintangan vaksinasi yang masih ada," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Sejumlah negara Eropa memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca karena munculnya kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping yang serius. Namun WHO menyatakan Eropa harus terus menggunakan vaksin tersebut karena risikonya dinilai jauh lebih kecil dari manfaat yang diberikan
Beralih ke Negeri Paman Sam, persediaan minyak mentah AS naik untuk empat minggu berturut-turut setelah cuaca dingin yang parah di Texas dan bagian tengah negara itu pada Februari yang membuat aktivitas operasional di kilang-kilang minyak terganggu
Kenaikan dolar juga berkontribusi pada aksi jual minyak. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Produksi minyak serpih AS telah menambah pasokan minyak global karena permintaan bahan bakar menurun selama pandemi. Pengebor AS menambahkan sembilan rig minyak dalam seminggu terakhir. Ini kenaikan mingguan terbesar sejak Januari, kata perusahaan jasa minyak Baker Hughes.
Goldman Sachs mengatakan hambatan pasar minyak terkait dengan permintaan Uni Eropa dan pasokan Iran akan memperlambat penyeimbangan pasar pada kuartal kedua, meskipun pihaknya mengharapkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya untuk bertindak untuk mengimbangi itu.
Goldman mengharapkan peningkatan signifikan dalam permintaan minyak global dalam beberapa bulan mendatang, mengangkat perkiraan harga Brent menjadi US$ 80 per barel musim panas ini.
Goldman Sachs melihat koreksi harga minyak sebagai kesempatan membeli. Bank asal Wall Street itu mengatakan bahwa hambatan terkait dengan permintaan Uni Eropa dan pasokan Iran akan memperlambat penyeimbangan pasar minyak sebesar 0,75 juta barel per hari (bph) pada kuartal kedua.
Namun Goldman Sachs mengharapkan para kartel yang tergabung dalam aliansi OPEC+ akan bertindak untuk mengimbangi itu. Bank memperkirakan produksi OPEC+ meningkat 2,8 juta bph pada Agustus, jauh di atas peningkatan produksi yang diharapkan oleh OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA).
"Kami memperkirakan bahwa pasar minyak tetap dalam defisit besar 2,5 juta barel per hari sejak Februari meskipun perkiraan kami bahwa ekspor Iran telah meningkat 0,7 juta barel per hari tahun ini," kata Goldman dalam sebuah catatan tertanggal 18 Maret sebagaimana dilaporkan Reuters.
Bank mengharapkan peningkatan signifikan dalam permintaan minyak global dalam beberapa bulan mendatang, didukung oleh indikator kenaikan permintaan di area vaksinasi Covid-19.
Di sisi lain aksi beli minyak mentah juga sudah dilakukan oleh para pengelola dana seperti hedge funds. "Hedge fund dan pengelola uang lainnya menaikkan posisi beli bersih (net long) berjangka dan opsi minyak mentah AS mereka di minggu terakhir," kata Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS sebagaimana dilaporkan Reuters.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi