
Terjun Bebas! 2020 Laba WIKA Ambles 92%, Cuma Rp 186 M

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perusahaan konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sepanjang 2020 lalu mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Laba bersih perusahaan terjun menjadi senilai Rp 185,76 miliar pada 31 Desember 2020 lalu.
Nilai tersebut jauh dari capai perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,28 triliun, atau mengalami penurunan hingga 91,87% secara tahunan (year on year/YoY).
Turunnya pendapatan ini terutama terjadi karena turunnya pendapatan perusahaan di tahun lalu sebesar 39,23% YoY. Tercatat pada akhir tahun lalu pendapatan perusahaan senilai Rp 16,53 triliun dari sebelumnya di akhir Desember 2019 yang senilai Rp 27,21 triliun.
Sejalan dengan penurunan pendapatan ini, beban pokok pendapatan perusahaan turun menjadi Rp 15,01 triliun dari sebelumnya Rp 23,73 triliun.
Beban penjualan turun menjadi Rp 11,27 miliar dari sebelumnya Rp 13,18 miliar. Beban administrasi juga turun tipis menjadi Rp 883,29 miliar dari sebelumnya Rp 917,35 miliar.
Namun beban lain-lain naik tajam menjadi Rp 2,23 triliun dari sebelumnya hanya senilai Rp 37,71 miliar. Namun pendapatan lain-lain bertambah menjadi Rp 3,06 triliun dari Rp 1,18 triliun.
Beban pendanaan pada akhir tahun lalu naik menjadi Rp 1,22 triliun dari Rp 884,25 triliun.
Beban rugi entitas asosiasi berkurang menjadi Rp 3,45 miliar dari Rp 263,82 miliar namun terjadi penurunan pada bagian laba entitas ventura bersama menjadi Rp 472,17 miliar dari Rp 939,11 miliar.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan kontribusi terbesar dari penjualan didapat dari sektor infrastruktur dan Gedung yang kemudian diikuti secara berturut-turut oleh sektor industri, energi & industrial plant serta properti.
"Meskipun berada di tengah pandemi Covid-19, kondisi keuangan Perseroan terbukti tetap sehat yang tercermin lewat arus kas positif dari aktivitas operasinya sebesar Rp 141,28 miliar," kata Agung dalam siaran persnya, Jumat (26/3/2021).
Perusahaan sepanjang tahun lalu melakukan efisiensi dengan penghematan biaya usaha dan operasional. Langkah ini diambil salah satunya untuk menjaga agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.