Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ Indonesia - Sepanjang Maret lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,88% sebulan di tengah sentimen negatif yang mewarnai perdagangan pasar saham dalam negeri.
Sentimen beragam dari global dan domestik, mulai dari kenaikan yield (imbal hasil) obligasi AS, fenomena margin call di pasar saham AS, hingga sentimen komitmen investasi dari BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) yang ingin mengurangi porsi investasi saham dan reksa dana.
BP Jamsostek adalah salah satu institusi dengan dana investasi jumbo di pasar saham.
Data BEI mencatat, pada perdagangan terakhir di Maret, Rabu kemarin (31/3/2021), IHSG ditutup ambrol 1,42% meninggalkan level 6.000 ke posisi 5.985,52. IHSG bahkan sempat ambruk ke level terendah harian 5.892.
Kemarin, ada 118 saham naik, 396 saham merosot dan 120 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,14 triliun dan volume perdagangan mencapai 14,37 miliar saham.
Investor asing pasar saham ramai-ramai keluar dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 1,03 triliun di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 77,10 miliar.
Dengan demikian, IHSG ambles sepekan minus 2,77%, sebulan ambruk 5,88% dan year to date naik tipis 0,11%. Sebulan, asing keluar dari pasar saham RI mencapai Rp 2,80 triliun di pasar reguler.
Berikut saham-saham yang menjadi gainers dan losers sebulan terakhir, hingga perdagangan sesi II, Rabu kemarin (31/3/2021).
Top Gainers Sebulan (Maret)
1. Mahaka Media (ABBA), saham +135% Rp 174, transaksi Rp 724 M
2. Surya Esa Perkasa (ESSA), +65% Rp 350, transaksi Rp 867 M
3. Centratama Telekomunikasi (CENT), +51% Rp 284, transaksi Rp 744 M
4. Adi Sarana Armada (ASSA), 41,35% Rp 1.675, transaksi Rp 1,5 T
5. Matahari Putra Prima (MPPA), +39,56% Rp 254, transaksi Rp 311 M
Top Losers Sebulan (Maret)
1. Bank Capital (BACA), saham -36,25% Rp 510, transaksi Rp 1,8 T
2. Vale Indonesia (INCO), -25,45% Rp 4.380, transaksi Rp 4,6 T
3. BRI Agroniaga (AGRO), -24,72% Rp 1.020, transaksi Rp 3,4 T
4. Waskita (WSKT), -22,48% Rp 1.155, transaksi Rp 2,2 T
5. Timah (TINS), -21,22% Rp 1.615, transaksi Rp 4,8 T
NEXT: Analisis Top Gainers-Losers
Saham ABBA atau Mahaka Media menjadi saham dengan penguatan terbesar selama Maret. Sementara itu saham anak usahanya, PT Mahaka Radio Intergra Tbk(MARI), hanya naik 0,89% sebulan di level Rp 226/saha.
Usut punya usut ternyata menurut kabar yang beredar di kalangan para pelaku pasar, perusahaan media yang mengelola radio-radio di Indonesia ini akan kedatangan investor baru.
Tidak tanggung-tanggung investor baru yang dimaksud adalah perusahaan modal ventura raksasa Alpha JWC Ventures yang memang sudah tidak asing lagi berinvestasi di Indonesia. Tercatat portofolio investasi JWC Ventures di Indonesia termasuk Kopi Kenangan dan aplikasi Kredivo.
Kabarnya JWC Ventures siap menggelontorkan dana hingga US$ 20 juta atau senilai Rp 282 miliar (kurs Rp 14.100/US$) untuk mendanai segmen konten radio digital milik MARI yakni Noice
Adapun sentimen bagi BACA ialah spekulasi bank digital. Sebelumnya saham BACA dan beberapa bank mini (bank dengan modal inti Rp 1-5 trliiun) menjadi primadona di pasar saham tapi kemudian euforia berkurang setelah belum adanya kejelasan soal akuisisi atas bank-bank tersebut.
Dalam paparan publik 9 Maret lalu, manajemen BACA menyebutkan saat ini memang tengah melakukan sebuah transaksi yang belum bisa disampaikan kepada publik.
Hal ini terjadi setelah perusahaan disebut-sebut tengah diincar oleh sejumlah calon investor asing seperti Grab asal Singapura.
Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji mengatakan perusahaan belum bisa menyampaikan hal tersebut, namun tinggal menunggu waktu saja.
"Berkenaan dengan itu karena ini bersifat rahasia, tunggu tanggal mainnya saja," kata Wahyu dalam paparan publik, Selasa (9/3/2021).
Paparan publik ini dilakukan guna menjelaskan isu yang beredar. Isu itu adalah BACA akan diakuisisi oleh Grab, asal Singapura. Namun, ada peluang akuisisi dilakukan melalui sayap fintech Grab di Indonesia, yakni OVO.
Langkah ini diyakini setelah rival Grab, yakni Gojek, masuk terlebih dahulu ke PT Bank Jago Tbk (ARTO), sehingga membuat Gojek selangkah lebih maju dalam ekosistem bank digital di Indonesia.
Saat ini perusahaan ini memang tengah mempersiapkan rencana penambahan modal dengan skema memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue). Targetnya dari penerbitan saham baru ini perusahaan akan mendapatkan tambahan modal hingga Rp 2 triliun.
Wahyu mengungkapkan rencananya akan dilaksanakan paling lambat pada kuartal keempat 2021.
Selain itu, saat ini perusahaan memang telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan berbasis digital dan sedang melakukan penjajakan lebih lanjut.
Perusahaan ini disebut-sebut juga telah menjadi nasabah dan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Bank Capital.
"Berkenaan dengan perusahaan digital yang ada di Indonesia pada saat ini Bank Capital saat ini masih menjajaki untuk berhubungan. Namun sudah ada perusahaan yang telah menjadi nasabah dari Bank Capital dan telah menggunakan fasilitas dari digital bank yang pada saat ini walaupun belum optimal tapi penggunaan internet dan mobile banking secara keseluruhan untuk bisa mendukung kerja sama ini," terangnya.