
Nahas! Saham Grup Emtek dan Grup Lippo Ambruk Jadi Losers

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Duo saham emiten Grup Lippo yakni PT Multipolar Tbk (MLPL) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) ambruk menjadi 'pecundang' hari ini, mengakhiri reli penguatan selama 3 hari beruntun. Setali tiga uang, saham induk Grup Emtek juga tersungkur sebagai top losers pada akhir perdagangan, Kamis (8/4/2021).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan tren penguatan sejak 2 hari lalu pada perdagangan hari ini. IHSG naik 0,58% ke posisi 6.071,72 pada penutupan sesi II, Kamis (8/4).
Menurut data BEI, ada 229 saham naik, 181 saham merosot dan 165 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,08 triliun dan volume perdagangan mencapai 20,09 miliar saham.
Di tengah penguatan IHSG, investor asing pasar saham tercatat keluar dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 414,50 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 33,88 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (8/4).
Top Gainers
Bank QNB Indonesia (BKSW), saham +23,16%, ke Rp 218, transaksi Rp 73,3 M
Bank Victoria International (BVIC), +18,07%, ke Rp 196, transaksi Rp 53,8 M
Bank Panin Dubai Syariah (PNBS), +16,84%, ke Rp 111, transaksi Rp 115,2 M
Zyrexindo Mandiri Buana (ZYRX), +11,03%, ke Rp 755, transaksi Rp 77,2 M
Ristia Bintang Mahkotasejati (RMBS), +10,34%, ke Rp 64, transaksi Rp 18,8 M
Top Losers
Guna Timur Raya (TRUK), saham -6,99%, ke Rp 173, transaksi Rp 19,5 M
Multipolar (MLPL), -3,73%, ke Rp 155, transaksi Rp 29,5 M
Elang Mahkota Teknologi (EMTK), -3,23%, ke Rp 2.400, transaksi Rp 69,9 M
Ace Hardware Indonesia (ACES), -3,19%, ke Rp 1.515, transaksi Rp 51,4 M
Matahari Putra Prima (MPPA), -2,89%, ke Rp 470, transaksi Rp 43,7 M
Menurut daftar di atas, dua emiten saham bank mini (bank dengan modal inti Rp 1 - 5 triliun), BKSW dan BVIC, menjadi pemuncak top gainers hari ini. Berada di posisi pertama, saham BKSW melesat 23,16% ke Rp 218/saham dengan nilai transaksi Rp 73,3 miliar.
Selanjutnya, saham BVIC melonjak 18,07% ke posisi Rp 196/saham hari ini. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 53,8 miliar.
Penguatan dua saham bank bermodal 'cekak' tersebut diikuti 11 saham bank mini lainnya. Sebut saja, saham emiten yang baru dicaplok CT Corp, Bank Harda Internasional (BBHI) ditutup melonjak 25% ke Rp 1.450/saham.
Kemudian, saham emiten bank milik pengusaha Alim Markus, Bank Maspion Indonesia (BMAS) melesat 24,81% ke Rp 830/saham.
Hari ini, saham bank mini tersebut kembali berbalik arah dan mulai bergairah kembali.
Para pelaku pasar tampaknya mulai melirik kembali saham-saham bank kecil ini, setelah dalam sepekan terakhir, bahkan sebulan terakhir ditinggalkan oleh investor.
Sehari sampai dua hari sebelumnya, saham bank mini masih dilepas oleh investor dan sahamnya juga ambles. Sepanjang pekan ini, rata-rata saham bank mini ambles hingga hampir 30%, sementara sebulan terakhir saham bank mini telah ambruk hingga lebih dari 50%.
Di sisi lain, duo saham Grup Lippo, MLPL dan anak usahanya MPPA, berakhir di zona merah pada sesi II hari ini.
MLPL ambles 3,73% ke Rp 155/saham, sementara saham MPPA yang mengelola Hypermart ini anjlok 2,89% ke Rp 470/saham.
Praktis, dengan pelemahan ini, reli penguatan kedua saham tersebut selama tiga hari beruntun terhenti.
Menurut keterbukaan informasi di website BEI pada Rabu (7/4), MLPL telah menjual 11,9% atau 896.327.200 saham kepemilikan perusahaan di MPPA. Transaksi itu sendiri terjadi pada 6 April 2021 dengan harga penjualan Rp 404/saham.
Alasan pengurangan kepemilikan tersebut adalah untuk diinvestasikan kembali ke MPPA untuk memperkuat neraca perusahaan dan menyediakan modal kerja perusahaan ke depan.
Dengan demikian, porsi kepemilikan MLPL berkurang sebelumnya 50,23% atau 3.781.947.551 lembar saham menjadi 38,33% atau 2.885.620.351 lembar saham.
Sementara,saham induk saluran televisi SCTV dan Indosiar, EMTK, ambles 3,23% ke Rp 2.400/saham dengan nilai transaksi Rp 69,9 miliar.
Kabar terbaru, EMTK baru saja mengumumkan investor barunya yang masuk melalui proses penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Investor baru ini adalah NAVER Corporation dan H Holdings Inc. Dua investor global ini masuk melalui aksi korporasi dengan menerbitkan sebanyak 4,75 miliar saham dengan harga nominal Rp 20/saham dan harga pelaksanaan Rp 1.954/saham, sehingga dari aksi ini perusahaan mendapatkan suntikan modal baru senilai Rp 9,29 triliun.
NAVER merupakan perusahaan asal Korea Selatan yang bisnis utamanya adalah sebagai mesin pencari (search engine) dan bisnis ICT lainnya seperti menyediakan berbagai layanan aplikasi, termasuk Line Messanger, Webtoon dan V Live.
Perusahaan ini tercatat di Korea Exchange (KRX) ini juga mengembangkan bisnis IT platform, bisnis dan jasa advertising mulai dari cloud, Naver pay, hingga platform marketing untuk UKM.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf/adf) Next Article Deretan Saham Top Gainers & Losers Sepekan, Punya Anda Cuan?