
Geger Citi Cabut Bisnis Ritel di 13 Negara, Begini Kinerjanya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Citigroup Inc. salah satu bank investasi terbesar di dunia dan tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) melaporkan laba bersih untuk kuartal pertama 2021 sebesar US$ 7,9 miliar, atau US$ 3,62 per saham dilusian.
Jumlah laba bersih ini melesat 216% dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 2,5 miliar, atau US$ 1,06 per saham terdilusi. Laba bersih kuartal I tahun ini setara dengan Rp 115 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
Sebagai catatan laba per saham dilusian adalah laba per saham yang akan dihasilkan jika semua efek dilutif dikonversi menjadi saham biasa.
Adapun pendapatan di 3 bulan pertama tahun ini dicatatkan sebesar US$ 19,3 miliar atau setara dengan Rp 280 triliun, turun 7% dari pendapatan sebelumnya US$ 20,7 miliar atau Rp 300 triliun di kuartal pertama 2020.
Sepanjang tahun lalu (full year), Citigroup melaporkan laba bersih US$ 11,4 miliar atau Rp 165 triliun, turun 41,23% dari laba bersih 2019 sebesar US$ 19,4 miliar.
Adapun pendapatan setahun penuh di 2020 mencapai US$ 74,3 miliar atau Rp 1.077 triliun atau stagnan dari pendapatan 2019 juga US$ 74,3 miliar.
Untuk kuartal I-2021, manajemen Citigroup menyatakan pendapatan turun 7% dari periode tahun sebelumnya, karena pendapatan yang lebih tinggi di bisnis Bank Investasi dan Pasar Ekuitas (perdagangan saham) mampu diimbangi oleh suku bunga yang lebih rendah.
Selain itu penurunan pendapatan juga lantaran tidak adanya keuntungan mark-to-market (penyesuaian harga pasar) tahun sebelumnya atas lindung nilai pinjaman dalam Institutional Clients Group (ICG/Institutional Clients Group) dan volume kartu yang lebih rendah di Perbankan Konsumen Global (GCB/global consumer banking).
Laba bersih sebesar US$ 7,9 miliar meroket dari periode yang sama tahun sebelumnya lantaran didorong oleh biaya kredit yang lebih rendah.
Laba per saham sebesar US$ 3,62 meningkat secara signifikan dari periode tahun sebelumnya, mencerminkan peningkatan laba bersih, serta sedikit penurunan pada saham yang beredar.
"Awal tahun ini lebih baik dari yang kami harapkan, dan kami optimistis tentang lingkungan makro ekonomi. Kami berkomitmen untuk melayani klien kami melalui pemulihan dan pemosisian bank untuk periode pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Jane Fraser, CEO Citi, dalam siaran pers, dikutip dari situs resminya, Jumat (16/4/2021).
"Kami melaporkan rekor laba bersih yang didorong oleh kinerja yang kuat di Grup Klien Institusional kami dan pelepasan yang signifikan dari Penyisihan Kerugian Kredit kami, sebagai hasil dari membaiknya prospek ekonomi," jelasnya.
Dia mengatakan, pendapatan Perbankan Konsumen Global turun kuartal-ke-kuartal sebagai akibat dari pandemi. "Ini adalah [sektor] yang paling sehat yang kami lihat adanya potensi konsumen yang muncul dari krisis ini dalam sejarah baru-baru ini."
"Tingkat permodalan kami tetap kuat dan stabil, memungkinkan kami untuk menanggapi kebutuhan klien kami dan mengembalikan modal kepada pemegang saham kami. Pada 11,7%, Rasio Ekuitas Tier Satu kami tidak berubah sejak kuartal keempat dan kami melanjutkan pembelian kembali [buyback] saham biasa, yang telah kami hentikan secara sukarela pada permulaan pandemi."
Next: Bisnis Ritel di 13 Negara
