
Jualan Ponsel Laris Manis, Laba Q1 ERAA Meroket 170%

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Peritel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) sepanjang kuartal I-2021 lalu mencatatkan laba bersih senilai Rp 278,19 miliar. Terjadi pertumbuhan laba bersih 170,87% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding dengan akhir periode yang sama 2020 yang senilai Rp 102,70 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan signifikan laba bersih ini mendorong nilai laba bersih per saham menjadi Rp 17 dari sebelumnya Rp 6.
Terjadi kenaikan pendapatan menjadi senilai Rp 10,84 triliun, atau tumbuh 38,95% YoY dari posisi akhir Maret tahun lalu yang senilai Rp 7,80 triliun.
Penjualan ini terutama disumbang oleh kenaikan penjualan telepon seluler dan tablet menjadi Rp 8,77 triliun dari sebelumnya Rp 5,93 triliun. Penjualan komputer dan peralatan elektronik lainnya juga naik menjadi Rp 535,16 miliar dari Rp 311,86 miliar, serta penjualan aksesoris dan lain-lain naik jadi Rp 732,51 miliar dari Rp 496,13 miliar.
Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 9,69 triliun dari sebelumnya Rp 7,02 triliun, diikuti beban penjualan dan distribusi menjadi Rp 434,96 miliar dari Rp 320,52 miliar.
Beban lainnya naik menjadi Rp 32,01 miliar dari Rp 16,34 miliar sedang biaya keuangan berhasil ditekan menjadi senilai Rp 38,58 miliar dari sebelumnya Rp 53,66 miliar.
Pendapatan keuangan naik menjadi Rp 1,11 miliar dari Rp 623,32 juta dan bagian laba dari entitas asosiasi turun menjadi Rp 637,23 juta dari sebelumnya senilai Rp 2,87 miliar.
Pada periode tersebut, tercatat nilai aset ERAA menjadi sebesar Rp 11,98 triliun, mengalami kenaikan dari posisi akhir Maret 2020 yang senilai Rp 11,21 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 7,96 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 4,02 triliun.
Di pos liabilitas, terjadi kenaikan sepanjang kuartal I-2021 menjadi Rp 6,06 triliun dari sebelumnya Rp 5,52 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 5,66 triliun dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 393,87 miliar.
Ekuitas perusahaan di akhir Maret 2020 lalu mencapai Rp 5,92 triliun triliun, naik tipis dari posisi akhir periode yang sama di 2020 yang tercatat senilai Rp 5,68 triliun.
(hps/hps) Next Article Ini Harga Baru Saham ERAA Setelah Stock Split & Mulai 5 April