
McD-BTS Meal Diserbu ARMY, Sinyal Bisnis Resto Mulai Pulih?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pandemi Covid-19 yang berawal sejak Maret tahun lalu benar-benar memukul seluruh sendi ekonomi, tak terkecuali emiten sektor ritel dan industri makanan & minuman (mamin/F&B) Tanah Air.
Mayoritas emiten ritel dan restoran cepat saji mengumumkan penurunan kinerja keuangan yang signifikan sepanjang tahun lalu, akibat efek dari pembatasan pergerakan masyarakat yang diberlakukan oleh pemerintah. Bahkan, sejumlah emiten ritel juga mengumumkan akan menutup secara permanen dan mengalihfungsikan gerai-gerai perusahaan pada tahun ini.
Namun, di tengah banyak kabar yang kurang menggembirakan yang silih berganti berdatangan, perlahan sejumlah kabar positif mulai muncul, yang bisa menjadi sinyal awal pemulihan sektor ritel dan mamin.
Pertama, pada Rabu (9/6) kemarin, Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2021. Data tersebut menunjukkan konsumen Indonesia terpantau semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan.
Menurut data BI, IKK periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian baik saat ini hingga enam bulan mendatang.
"Keyakinan konsumen terpantau membaik pada sebagian besar kategori tingkat pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, keyakinan konsumen membaik di enam kota yang disurvei, tertinggi di kota Medan, diikuti oleh Surabaya dan Manado," sebut keterangan tertulis BI, Rabu (9/6/2021).
Penguatan optimisme konsumen pada Mei 2021 didorong oleh persepsi konsumen yang membaik terhadap kondisi ekonomi saat ini meskipun masih berada pada area pesimis (<100). Hal tersebut didorong oleh perbaikan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terpantau relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya. Ekspektasi ketersediaan lapangan kerja meningkat, sementara ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan penghasilan cukup kuat meskipun lebih rendah dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya.
Seiring dengan itu, kelompok masyarakat, terutama kelas menengah-atas, semakin berani mengeluarkan uang untuk konsumsi, tidak lagi sekadar ditabung.
Ini terlihat dalam dalam survei Konsumen BI edisi Mei 2021. Pada bulan lalu, porsi penghasilan yang dipakai untuk berbelanja (propensity to consume) adalah 75,8%. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 75,5% dan menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2012. Seiring peningkatan konsumsi, porsi penghasilan untuk ditabung dan membayar cicilan pun berkurang.
Proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) yang tercatat sebesar 14,6%, turun tipis dibandingkan 14,8% pada bulan sebelumnya dan rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) sebesar 9,6%, juga turun tipis dibandingkan 9,7% pada bulan sebelumnya.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan tercatat meningkat pada responden dengan pengeluaran Rp 1-3 juta per bulan dan Rp4,1-5 juta per bulan. Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan menurun pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1-3 juta per bulan dan di atas Rp 5 juta per bulan," sebut laporan BI.
Selain data keyakinan konsumen RI, pada tadi pagi, BI juga melaporkan data penjualan ritel yang akhirnya bisa tumbuh positif pada April 2021. Ini adalah pertumbuhan positif pertama setelah terjadi kontraksi (pertumbuhan negatif) selama 16 bulan beruntun.
BI menjelaskan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 berada di 220,4. Naik 17,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-month/mtm) dan 15,6% dari April 2020 (year-on-year/yoy).
Kali terakhir penjualan ritel mampu tumbuh positif secara tahunan adalah pada November 2019. Artinya, kontraksi sudah terjadi selama 16 bulan beruntun.
"Responden menyampaikan peningkatan kinerja penjualan eceran didorong meningkatnya permintaan selama Ramadan didukung berbagai program potongan harga (diskon). Peningkatan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok komoditas yang disurvei, terutama Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor," sebut laporan BI.
Sejalan dengan berlanjutnya kenaikan permintaan pada periode Ramadan dan Idulfitri, kinerja penjualan diperkirakan akan kembali tumbuh positif pada Mei 2021.
IPR Mei 2021 diperkirakan tumbuh 1,6% (mtm) dan 12,9% (yoy), meskipun tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya. Perlambatan diprakirakan terutama terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Subkelompok Sandang.
Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang (Juli) diprakirakan sedikit meningkat, sementara pada enam bulan mendatang (Oktober) diprakirakan menurun.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang (Juli) sebesar 142,4, sedikit meningkat dari 141,4 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, IEH enam bulan yang akan datang (Oktober) sebesar 134, sedikit lebih rendah dari 134,9 pada bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh distribusi barang yang lancar dan pasokan yang cukup.
Selain data-data dari MH Thamrin, pada Rabu (9/6) kemarin, pemberitaan media massa diramaikan oleh kehebohan antrean pembeli BTS Meal, menu baru restoran cepat saji McDonald's (McD) hasil kolaborasi dengan boyband asal Korea Selatan, BTS.
Di Indonesia, McDonald's Indonesia juga telah merilis menu kolaborasi yang langsung disambut antusias oleh para ARMY atau panggilan khusus untuk penggemar BTS.
Melalui akun Twitter resmi McDonald's Indonesia, menu tersebut sudah dirilis mulai jam 11 Rabu kemarin. Para pelanggan hanya bisa memesannya dengan aplikasi layanan pesan antar makanan, seperti McDelivery, GrabFood, GoFood & ShopeeFood.
Diketahui, para pelanggan tidak bisa membeli BTS Meal langsung di restoran untuk makan di tempat (dine in) atau bawa pulang (take away). Ini untuk menghindari kerumunan pembeli. Inilah yang kemudian memicu membludaknya pembelian via online yang memuat para pengemudi Gojek (GoFood) berkerumun.
Akibatnya, lebih dari selusin gerai restoran makanan cepat saji McDonald's di Indonesia ditutup sementara pada Rabu (9/6/2021).
Gerai McDonald's di Jakarta dan beberapa kota lainnya telah ditempelkan stiker penutupan. Setidaknya terpantau 13 gerai yang dibanjiri pengemudi pengiriman makanan online yang membelikan pesanan BTS Meal.
Kendati fenomena antrean tersebut lebih didorong oleh antusiasme 'gila-gilaan' para penggemar berat BTS, tetapi itu tetap bisa menjadi katalis positif tambahan bagi emiten sektor F&B ke depan. Semua optimisme di atas disertai catatan khusus: asalkan laju penularan virus Covid-19 di Bumi Pertiwi tidak semakin tinggi dan akhirnya membuat pemerintah kembali memperketat pergerakan orang-orang dan melakukan kuncitara alias lockdown.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf/adf) Next Article Lebaran, Produsen Mamin Tambah Stok 50% ke Distributor