²©²ÊÍøÕ¾

Bertahan di Zona Hijau di Sesi 1, IHSG Gagal ke Level 6.000

Arif Gunawan, ²©²ÊÍøÕ¾
29 June 2021 11:52
Ilustrasi IHSG (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Selasa (29/6/2021) di zona positif, meski gagal mencicipi level psikologis 6.000.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 5.957,328 atau menguat 17,9 poin (+0,3%). Sepanjang pagi, indeks acuan bursa nasional ini tak pernah menyentuh zona merah meski level tertinggi hanya mencapai 5.992,864.

Nilai transaksi bursa mulai membaik, menjadi Rp 6,3 triliun, melibatkan 10 miliaran saham yang berpindah tangan 742.000-an kali. Sebanyak 218 saham naik, 277 lain melemah dan 141 sisanya stagnan.

Investor asing masih memilih merealisasikan keuntungan dengan mencetak penjualan bersih (net sell) senilai Rp 12,2 miliar di pasar reguler. Saham yang dilepas terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai jual masing-masing sebesar Rp 72,3 miliar dan Rp 25,6 miliar. Saham BBRI melemah 0,5% ke Rp 3.910/saham sedangkan BBCA menguat 0,17% menjadi Rp 30.325/unit.

Sebaliknya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) menjadi sasaran utama aksi beli asing, dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 53,8 miliar dan Rp 39,4 miliar. Keduanya menguat, masing-masing sebesar 1,3% dan 4% menjadi Rp 5.775 dan Rp 4.900/unit.

Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) kembali menduduki posisi puncak saham dengan nilai transaksi paling banyak, yakni sebesar Rp 461,8 miliar, meski sahamnya drop 4,9% menjadi Rp 2.140/unit. Saham PT BBRI menduduki posisi kedua, dengan nilai transaksi Rp 239,2 miliar.

Sentimen pasar berbalik positif dan cenderung mengikuti tren di Amerika Serikat (AS) terkait dengan menguatnya outlook pemulihan ekonomi Negara Adidaya tersebut. Wall Street pun mencetak kinerja yang cenderung positif setelah investor kian yakin bahwa inflasi sekarang tak membahayakan ekonomi karena bersifat sesaat.

Kini, AS terus menggenjot perekonomian dari sisi fiskal dengan stimulus infrastruktur yang disokong politisi kedua partai (bipartisan). Presiden AS Joe Biden pada Sabtu menegaskan bahwa dia tidak akan memveto legislasi stimulus yang disokong senator dari partai Demokrat dan Republik tersebut.

Stimulus terbaru ini akan menyediakan dana masif untuk pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi dan jaringan internet peta lebar (broadband), yang pada gilirannya membuka lapangan kerja dan membantu menggulirkan perekonomian. Kebijakan itu diharapkan membantu pemulihan ekonomi dunia, yang efek berantainya bisa dirasakan oleh emiten di dalam negeri dengan kenaikan permintaan.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(ags/ags) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular