
Saham DCII Salim 15 Hari Disuspensi Bursa, Ini Alasannya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perdagangan saham emiten data center yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang belakangan menjadi fenomena di pasar modal hingga saat ini masih dihentikan sementara alias suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 17 Juni lalu.Â
Pergerakan harga yang melonjak signifikan membuat otoritas bursa menegaskan perlu ada langkah cooling down guna memberikan kesempatan kepada pelaku pasar untuk mempertimbangkan keputusan investasinya.
Artinya, sudah 15 hari hingga Kamis ini (8/7), saham emiten milik pengusaha teknologi Otto Toto Sugiri dan bos Indofood Anthoni Salim ini disuspensi Bursa.
Lantas kenapa begitu lama saham ini dihentikan?
Menanggapi ini, BEI menyatakan saat ini masih melakukan pemeriksaan atas transaksi saham DCII. Hal ini menindaklanjuti suspensi saham yang dilakukan terhadap DCII sejak 17 Juni. Langkah suspensi ini adalah yang kali yang dilakukan setelah saham DCII naik secara signifikan.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang menjelaskan, saham DCII mengalami volatilitas harga secara terus menerus.
"Atas kondisi ini, kami sedang melakukan pemeriksaan atas transaksi saham DCII. Tujuan pemeriksaan ini untuk memastikan ada tidaknya indikasi manipulasi transaksi," kata Kristian kepada awak media, Rabu (7/6/2021).
Seperti diketahui, saham DCII terakhir kali diperdagangkan pada level Rp 59.000 per saham pada Rabu (16/6/2021).
Perseroan baru melantai di pasar modal pada 6 Januari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham Rp 420 per saham. Saham DCII tercatat meroket 14.000 persen dari harga IPO.
Dalam penjelasannya kepada BEI, Corporate Secretary DCI Indonesia, Gregorius Nicholas Suharsono mengatakan, kenaikan harga saham perseroan yang mencapai Rp 59.000 per saham bergantung pada mekanisme pasar dan persepsi pasar atas masa depan DCII.
Sampai dengan 30 Juni 2021, pemegang saham DCII ialah Otto Toto Sugiri dengan kepemilikan 29,90%. Marina Budiman 22,51%, Han Arming Hanafia sebesar 14,11%.
Ketiganya merupakan pengendali, sedangkan Anthoni Salim menggenggam kepemilikan sebesar 11,12% dan pemegang saham publik 22,36%.
Adapun untuk market cap atau kapitalisasi pasar, DCII berhasil merangsek ke 10 besar big cap alias saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun. Market cap DCII sebesar Rp 141 triliun, mendekati PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) di urutan 9 dengan market cap Rp 152 triliun.
Saat ini DCII tengah membangun kawasan data center di Karawang, Jawa Barat.
Dalam keterangan resmi, Executive Director Salim Group, Axton Salim yang juga putra Anthoni Salim sebagai salah satu pemegang saham DCII, mengatakan, pengembangan data center DCII ini diharapkan akan berimplikasi positif pada percepatan digitalisasi di Indonesia.
"Hari ini adalah topping off [penutupan atap] gedung data center pertama H2," kata Axton, dalam keterangan resminya, Senin (14/6/2021).
Axton menambahkan, pembangunan gedung ini telah dimulai sejak kuartal IV 2020. Dengan dilakukannya topping off ini menandai bahwa kegiatan konstruksi memasuki tahap akhir dan diperkirakan selesai pada kuartal IV 2021.
Gedung ini memiliki 10 lantai dengan enam lantai di antaranya ruang data dengan total kapasitas 3.000 rack serta kapasitas total daya listrik 15 megawatt (MW).
(tas/tas) Next Article Siap-siap! Besok Suspensi Saham DCII Anthoni Salim Dibuka
