
Bank Alim Markus Perpanjang Waktu Rights Issue, Ada Apa?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten bank milik pengusaha nasional Alim Markus, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) mengumumkan rencana perubahan struktur dan perpanjangan waktu mengenai rencana penambahan modal lewat penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Direktur Utama BMAS, Herman Halim, dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan, terkait penambahan modal dengan memberikan HMETDÂ yang ke-2 ini terdapat perubahan atas hal-hal terkait struktur rights issue.
"Kami juga menyampaikan perseroan akan menggunakan ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran OJK No.S101/D.04/2020 tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020 perihal perpanjangan jangka waktu berlakunya laporan keuangan dan laporan penilaian di pasar modal, perpanjangan penawaran awal dan penundaan/pembatalan penawaran umum," kata Herman Halim, dikutip Selasa (13/7/2021).
Seperti diketahui, perseroan sudah mendapat restu pemegang saham untuk melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru.
Investor Thailand, Kasikorn Vision Company dipastikan akan menyerap rencana penambahan modal melalui HMETDÂ Bank Maspion sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru. Hal itu sudah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 8 April 2021 di Surabaya, Jawa Timur.
"Rapat menyetujui penambahan modal perseroan dengan mengeluarkan saham baru dari portepel dalam jumlah sebanyak-banyaknya 2.285.792.296 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham," ungkap Herman Halim dalam keterangannya, Selasa (13/4/2021).
Belum ditetapkan harga pelaksanaan rights issue ini, namun, ²©²ÊÍøÕ¾ sebelumnya mencatat, jika mengacu pada pergerakan harga saham BMAS rata-rata di kisaran Rp 1.370 sampai dengan Rp 1.610 per saham, maka dari rights issue ini, diperkirakan perseroan akan meraih dana sebesar Rp 3,13 triliun sampai dengan Rp 3,68 triliun.
Berdasarkan prospektus yang disampaikan manajemen Bank Maspion sebelumnya pada 13 April 2020 para pemegang saham perseroan yaitu Alim Investindo (AI), PT Maspion, PT Husin Investama, PT Maspion Investindo beserta dengan lima pemegang saham perorangan perseroan dengan Kasikorn Vision Company Limited (KVision) selaku pembeli, telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) terkait rencana pembelian saham sebesar 30,01%.
Terkait dengan rencana pembelian saham sebesar 30,01% tersebut, saat ini KVision sedang dalam proses fit and proper test (FPT) di OJK.
"Setelah diperoleh persetujuan atas FPT dari OJK Pengawas Perbankan, KVision akan melaksanakan pembelian saham sebesar 30,01% sesuai dengan CSPA. Jika pembelian saham tersebut telah terlaksana sepenuhnya, maka KVision akan melaksanakan seluruh HMETD miliknya," ungkap manajemen.
Pemegang efektif saham Bank Maspion sampai dengan 30 Juni 2021 masih dikendalikan oleh Alim Investindo dengan kepemilikan 62,01%, PT Maspion sebesar 12,46%, Kasikornbank Public Company 9,99%, PT Guna Investindo 5,87%. Alim Markus juga tercatat sebagai pengendali dengan kepemilikan 1,22%.
Sisanya digenggam oleh Alum Mulia Sastra, Alim Prakasa, Alim Puspita dan Gunardi dengan porsi kepemilikan di bawah 1% saham.
(tas/tas) Next Article Di Depan Wamenkeu, Bos Maspion Curhat soal Pajak & Dry Port
