Bikin Penasaran! Begini Strategi BRI di Holding Ultra Mikro
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyebutkan target untuk menyasar segmen bisnis mikro ditargetkan bisa lebih cepat terjadi setelah terbentuknya Holding BUMN Ultra Mikro (UMi).
Sebelumnya perusahaan telah menargetkan untuk bisa mencapai bisnis mikro sebesar 45% dari total bisnis itu bisa dicapai pada 2025 mendatang sehingga dengan holding ini artinya target tersebut bisa lebih cepat terealisasi.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno K. mengatakan dengan adanya integrasi antara BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM akan memberikan pelayanan keuangan kepada pengusaha ultra mikro terintegrasi.
"Investment thesis ini BRI sudah fixing pertumbuhan baru ke depan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis mikro. Kami memiliki aspirasi bisnis mikro 45% itu di 2025, dengan ada ekosistem ultra mikro komposisi ini berpotensi kami capai lebih cepat," kata Viviana dalam konferensi pers usai RUPSLB BRI, Kamis (22/7/2021).
Lebih lanjut, dia menyebutkan dengan integrasi dengan PNM dan Pegadaian akan terjadi peningkatan kapasitas perusahaan.
Perusahaan juga akan bisa meningkatkan monitoring perkembangan nasabahnya, sehingga proses naik kelas setiap nasabah bisa terjadi sesuai dengan harapan.
Adapun untuk membentuk holding ini, BRIÂ menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, dengan jumlah saham baru yang diterbitkan maksimal 28.677.086.000 saham Seri B, dengan nilai nominal Rp 50, atau 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Hanya saja, pemerintah hanya akan menyetorkan bagiannya dalam bentuk non tunai, yakni seluruh saham Seri B milik pemerintah di Pegadaian dan PNM akan ditukar dengan saham baru BBRI (inbreng).
Maka investor publik praktis yang akan menjadi sumber dana segar dari aksi rights issue tersebut. Namun BRI belum menentukan harga pelaksanaan.
Setelah transaksi inbreng dilakukan, BRI akan memiliki 99,99% saham Seri B di Pegadaian dan PNM. Sedangkan pemerintah masih akan memiliki 1 lembar saham seri A dwiwarna di kedua perusahaan tersebut.
(tas/tas)