Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) ramai-ramai melaporkan kinerjanya untuk periode yang berakhir di Juni 2021, jelang tenggat waktu normal pada 31 Juli 2021.
²©²ÊÍøÕ¾ telah merangkum sembilan peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan Kamis (29/7/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan awal pekan, Jumat (30/7/2021) dibuka.
1. Wow! Thai Oil Jadi Investor, Chandra Asri Mau Disuntik Rp25 T
Emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), perusahaan petrokimia terbesar yang terintegrasi di Indonesia,akhirnya memilih Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang refinery unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT) asal Thailand sebagai investor strategis setelah melalui proses seleksi yang ketat.
Dengan demikian, CAP akan mendapatkan dana investasi senilai total US$ 1,7 miliar atau setara dengan Rp 25 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
Dana ini akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua CAP yang berskala global oleh anak perusahaannya, PT Chandra Asri Perkasa (CAP2) yang antara lain akan terdiri dari unit cracker, polymerized olefins serta fasilitas dan utilitas terkait.
2. Soal Kelanjutan Merger dengan Tri, Ini Penjelasan Indosat
Rencana merger PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia akhirnya diperpanjang hingga Agustus mendatang. Hingga saat ini, perseroan masih belum bisa membuka rencana para pemegang saham terkait rencana tersebut.
Director Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, Vikram Sinha mengatakan hal tersebut menjadi tugas pemegang saham, sementara manajemen hanya bertugas untuk performance perusahaan.
"Ini di luar kami. Kami manajemen tugas kami adalah fokus pada performance dan bekerja itu. Itu pertanyaan untuk shareholder," kata Vikram dalam Media Update Kinerja Indosat Ooredoo pada Paruh Pertama 2021, Kamis (29/7/2021).
3. Wah! Laba Semester I Grup Astra Turun 22% Jadi Rp 8,8 T
Induk Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan laba bersih Rp 8,83 triliun di semester I-2021, turun 22% dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp 11,38 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi, Kamis ini (29/7), penurunan laba bersih itu terjadi di tengah pendapatan Astra yang justru naik 20% menjadi Rp 107,39 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 89,79 triliun.
Adapun laba bersih (tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan saham PT Bank Permata Tbk/BNLI) naik 61% menjadi Rp 8,83 triliun di semester I-2021, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,49 triliun.
4. Laba Bank Mandiri Semester I Capai Rp 12,5 T, Aset Rp 1.581 T
Emiten perbankan BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan kinerja finansial yang positif di akhir Juni 2021 yang terlihat pada pencapaian laba bersih tumbuh 21,45% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 12,5 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,29 triliun.
Kenaikan laba bersih ini terutama disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% YoY menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27% YoY menjadi Rp 15,94 triliun.
"Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dalam konferensi pers virtual kinerja semester I, Kamis (29/7).
5. Teka-teki Terkuak! Alasan Saham DCII Salim-SRIL Masih Dikunci
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham dua emiten, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) masih akan dilakukan sejalan dengan pertimbangan bursa terkait dengan alasan suspensi kedua saham ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pembukaan suspensi baru bisa dilakukan jika penyebab suspensi telah diselesaikan oleh emiten yang bersangkutan.
"Terkait dengan suspensi atas efek perusahaan tercatat dapat kami sampaikan bahwa suspensi akan dibuka apabila penyebab suspensi telah diselesaikan oleh perusahaan tercatat," kata Nyoman dalam keterangannya, dikutip Kamis (29/7/2021).
6. Laba Deltamas Grup Sinarmas Tembus Rp 289 M, Gegara Apa nih?
Emiten pengelola lahan industri dan perumahan Kota Deltamas Grup Sinarmas di Cikarang, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 288,57 miliar sepanjang semester pertama tahun ini.
Laba bersih tersebut melesat 265% dari periode yang sama dari tahun lalu sebesar Rp 79 miliar. Kenaikan ini berimbas pada laba bersih per saham dasar yang meningkat menjadi 5,99 per saham dari sebelumnya Rp 1,64 per saham.
Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan pendapatan usaha senilai Rp 579,78 miliar dari tahun lalu Rp 252,59 miliar.
7. Cuan Saham Rp 14 T, Emiten Sandi Cetak Laba Semester I Rp15 T
Emiten investasi yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaya dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatatkan net asset value (NAV) senilai Rp 46,5 triliun hingga semester I-2021.
Nilai tersebut meningkat dibandingkan NAV pada akhir tahun 2020 yang mencapai Rp 31,7 triliun.
Perseroan juga membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 15,3 triliun, dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 2,1 triliun pada semester I-2020.
8. Tahun Lalu Boncos, SAME Cetak Laba di Semester I-2021 Rp 98 M
Emiten rumah sakit (RS) Omni Hospitals, sekaligus emiten RS milik Grup Emtek, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) merilis laporan keuangannya pada semester pertama tahun 2021 Kamis (29/7/2021) hari ini.
Setelah sebelumnya pada semester I tahun 2020 sempat membukukan rugi bersih, pada semester I tahun 2021, perseroan berhasil mencetak laba bersihnya karena dorongan permintaan perawatan bagi pasien yang terkena virus corona (Covid-19).
SAME mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 98,64 miliar pada semester I-2021, dari sebelumnya pada semester I-2020 perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 47,45 miliar.
9. Astra Agro Cetak Laba Semester I Rp 649 M, Ini Pemicunya!
Emiten perkebunan milik Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), memperoleh laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 649,34 miliar pada semester pertama 2021.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, Kamis (29/7/2021), perolehan laba bersih AALI meningkat sebesar 65,69% tahun lalu Rp 391,90 miliar. Alhasil, nilai laba per saham dasar perseroan terkerek menjadi Rp 337,38 per saham dari tahun sebelumnya Rp 203,62 per saham.
Pada 6 bulan pertama di tahun ini, emiten bersandi AALI ini tercatat membukukan pendapatan bersih senilai Rp 10,83 triliun, naik 19,28% dari semester pertama 2020 senilai Rp 9,08 triliun.