²©²ÊÍøÕ¾

Apes! Awal Pekan, 4 Saham Ini Anjlok sampai Kena ARB

Aldo Fernando, ²©²ÊÍøÕ¾
Senin, 27/09/2021 17:50 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Di tengah melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terdapat empat saham yang ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% dan menjadi top losers pada perdagangan hari ini, Senin (27/9/2021).

Keempat emiten tersebut adalah emiten produsen mainan anak PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS), emiten produsen alas kaki PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA), emiten properti PT DMS Propertindo Tbk (KOTA), dan emiten furniture sekaligus konstruksi umum PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS).

IHSG gagal melanjutkan reli kenaikan selama 3 hari beruntun pada hari ini. IHSG turun 0,36% ke posisi 6.122,495 pada penutupan sesi I perdagangan Senin (27/9).


Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), 206 saham tercatat naik, 314 saham turun dan 148 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,65 triliun dan volume perdagangan mencapai 25,75 miliar saham.

Kendati IHSG melemah, investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 312,30 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 43,40 miliar.

Berikut 4 saham top losers yang terkena batas ARB hari ini (27/9).

  1. Sunindo Adipersada (TOYS), saham -6,78%, ke Rp 220, transaksi Rp 15,3 M

  2. Primarindo Asia Infrastructure (BIMA), -6,63%, ke Rp 183, transaksi Rp 33,1 M

  3. DMS Propertindo (KOTA), -6,59%, ke Rp 170, transaksi Rp 68,7 M

  4. Cahayasakti Investindo Sukses (CSIS), -6,54%, ke Rp 100, transaksi Rp 14,5 M

Saham TOYS menjadi yang paling ambles, yakni mencapai Rp 6,78% ke Rp 220/saham, melanjutkan koreksi 3,28% pada Jumat pekan lalu. Dalam sepekan saham ini turun 4,35%, sedangkan dalam sebulan melejit 69,23%.

Saham TOYS sempat melonjak tinggi pada periode 30 Agustus-7 September 2021. Atas kenaikan harga signifikan tersebut, pihak bursa sempat memasukkan saham TOYS ke dalam saham dengan pergerakan tak wajar alias unusual market activity (UMA) pada 7 September 2021.

Terkait rumor yang beredar tentang penyebab saham TOYS melesat kencang hingga membukukan kenaikan double digit berhari hari, Direktur Utama TOYS Iwan Tirtha melalui keterbukaan informasi di BEI mengatakan bahwa perseroan tidak mengetahui mengenai informasi atau rumor atau beredar di media massa tersebut.

"Perseroan tidak dapat mengkonfirmasi terkait kebenaran atau tidak benaran suatu berita atau rumor yang menyangkut perseroan," tulis Iwan, dikutip ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (10/9).

Iwan juga menjelaskan terkait terdapat dua informasi material yang sebelumnya telah diumumkan ke publik yakni laporan bulanan registrasi pemegang efek untuk periode bulan Juli 2021 pada 9 Agustus 2021 dan laporan keuangan interim 30 Juni 2021 (tidak diaudit) yang diumumkan pada 31 Agustus lalu.

Iwan juga menegaskan bahwa, "tidak ada informasi material lain yang belum disampaikan perseroan ke publik."

Dalam keterangan tersebut pihak perseroan juga mengatakan bahwa peningkatan atau penurunan aktivitas transaksi serta pergerakan saham perseroan berada di luar kendali manajemen perseroan dan sangat bergantung kepada mekanisme pasar.

Di posisi kedua, ada saham BIMA yang anjlok hingga ARB 6,63% ke Rp 183/saham, setelah sempat melonjak 226/saham sekitar pukul 13.30 siang tadi.

Dalam sepekan saham ini masih melesat 40,77%, usai melonjak tinggi di rentan 27-34% pada Selasa dan Rabu pekan lalu. Mirip saham TOYS, akibat kenaikan harga saham secara luar biasa tersebut, pihak BEI juga telah memasukkan saham BIMA ke dalam saham UMA pada Rabu pekan lalu.

Mengenai dimasukkannya saham BIMA ke kategori UMA, pada Jumat lalu (24/9), kepada BEI, manajemen BIMA sendiri mengaku tidak mengetahui tidak mengetahui adanya informasi atau .fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.

"Tidak ada informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan hidup Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik," kata pihak BIMA, dikutip ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (27/9).

Manajemen BIMA juga menjelaskan, perusahaan tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat atau setidaknya dalam 3 bulan ke depan.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(adf/adf)

e:banner stickystaticbanner -->