
IHSG Kena Profit Taking, Awas Sesi II Bisa Makin Ambles

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles 0,55% ke 6.589,35 di sesi I perdagangan hari ini, Jumat (15/10/2021).
Di awal-awal perdagangan, IHSG sempat melesat lebih dari 0,5% dan tembus level 6.645,26. Namun IHSG langsung balik arah. Sebenarnya koreksi IHSG hari ini adalah hal yang wajar mengingat indeks sudah melesat tinggi 3 hari kemarin (hat trick).
IHSG kena indikasi aksi ambil untung (profit taking) sehingga mengalami koreksi hari ini. Di saat IHSG terkoreksi sebanyak 202 saham menguat, 271 melemah dan 181 stagnan.
Meskipun ambles, asing masih agresif dalam mengkoleksi saham-saham Tanah Air. Hal ini tercermin dari nilai transaksi net buy asing yang mencapai Rp 308,15 miliar di pasar reguler. Saham-saham yang jadi incaran masih tetap sama yakni saham big bank dengan kapitalisasi pasar besar.
IHSG harus rela terkoreksi ketika sentimen global dan domestik sejatinya sedang positif. Dari luar, tiga indeks saham acuan bursa New York ditutup di zona hijau dengan kenaikan yang signifikan dini hari tadi.
Indeks Dow Jones Industrial (DJI) bertambah 1,56%. Indeks S&P 500 melesat 1,71% dan Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi sebesar 1,73%.
Sementara itu sentimen positif dari dalam negeri datang dari surplus neraca dagang bulan September 2021 yang mencapai US$ 4,37 miliar.
Surplus neraca dagang didorong oleh peningkatan ekspor yang mencapai 47,64% secara year on year (yoy). Sementara itu impor juga tercatat tumbuh 40,31% yoy di waktu yang sama.
Melihat koreksi yang terjadi di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
![]() IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan sesi I, maka IHSG harus melewati level resisten terdekatnya di 6.600 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekat di 6.554 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 63,32 dan menunjukkan tanda penurunan. Artinya peluang IHSG untuk lanjut melemah di sesi II masih terbuka. Hal ini juga terkonfirmasi dari batang histogram indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang mulai bergerak di teritori negatif.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(hps/hps) Next Article Parah! Asing Bawa Kabur Rp 2,6 T, IHSG Tumbang 4,42%