²©²ÊÍøÕ¾

Panen Cuan, Emiten Rumah Sakit Mendapat Berkah dari Pandemi

Feri Sandria, ²©²ÊÍøÕ¾
02 November 2021 16:15
Suasana Ruang Perawatan Covid-19 di RSUD Koja
Foto: Suasana Ruang Perawatan Covid-19 di RSUD Koja, Jakarta, Senin (30/8/2021). (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Di tengah kondisi pandemi yang masih belum selesai, emiten pengelola rumah sakit kembali mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan pendapatan serta laba pada kuartal ketiga tahun 2021.

Kinerja cemerlang emiten rumah sakit salah satunya didorong oleh meningkatnya kapasitas okupansi rumah sakit khususnya ketika jumlah kasus covid-19 menyentuh rekor tertinggi tengah tahun ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), empat emiten telah menyampaikan kinerja keuangannya untuk kuartal III-2021, masing-masing adalah emiten RS Grup Lippo PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), seta dua emitren RS Grup Emtek PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dan emiten yang baru diakuisisi tidak lama setelah melantai di bursa, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK).

Lonjakan Rawat Inap Pacu Pertumbuhan Pendapatan

Berdasarkan data laporan keuangan yang dipublikasikan di BEI, keempat emiten yang telah menyampaikan laporan kinerja interim kuartal ketiga semuanya kompak mengalami pertumbuhan pendapatan yang signifikan.

Pertumbuhan pendapatan terbesar dicatatkan oleh SAME yang pada kuartal ketiga tahun ini berhasil membukukan Rp 986,88 miliar, 101% atau dua kali lebih besar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 490,41 miliar.

Selanjutnya emiten RS lain milik Grup Emtek mencatatkan pertumbuhan 75% menjadi Rp 345,61 miliar dari semula Rp 197,29 miliar.

Sedangkan dua emiten RS besar lain SILO dan MIKA mencatatkan pertumbuhan pendapatan masing-masing 43% dan 47%, dengan yang pertama merupakan RS dengan pendapatan terbesar atau mencapai Rp 7,14 triliun dalam sembilan awal tahun ini.

Peningkatan pendapatan ini salah satunya dipicu oleh melonjaknya pasien rawat inap yang meningkatkan okupansi kamar rumah sakit yang berkontribusi pada pendapatan perusahaan.

Pendapatan rawat inap di RS Siloam tercatat naik nyaris 50% menjadi Rp 3,19 triliun, sedangkan pendapatan rawat inap RS Grup Emtek mengalami peningkatan yang jauh lebih besar, SAME meningkap 169% secara tahunan menjadi Rp 277,31 miliar dari semula Rp 103,48 miliar, sedangkan pendapatan rawat inap RS Kedoya meningkat nyaris dua kali lipat.

Sama dengan yang lain, MIKA juga mencatatkan kenaikan pendapatan di segmen tersebut yang naik 49% menjadi Rp 2,24 triliun dari semula RP 1,50 triliun.

Selain pertumbuhan pendapatan yang impresif, keempat emiten RS tersebut juga mencetak laba pada tahun ini. Dua di antarnya bahkan mampu membalikkan keadaan dari semula mengalami kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

SILO melaporkan laba bersih sebesar Rp 531,95 miliar pada kuartal III-2021 atau per September lalu. Kinerja ini membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana perusahaan masih mengalami kerugian Rp 48,79 miliar.

Satu emiten lain yang mampu membalikkan kerugian menjadi laba adalah SAME dari semula mencatatkan kerugian fantastis sebesar Rp 457,66 miliar pada akhir September tahun lalu, kini mampu menorehkan laba bersih sebesar Rp 146,70 miliar.

Peningkatan kinerja laba terbesar dicatatkan oleh RS Kedoya yang mampu tumbuh hingga 1.140% dari semula Rp 5,62 miliar menjadi Rp 69,67 miliar.

Sementara itu laba bersih emiten RS dengan nominal paling besar hingga akhir September tahun ini dibukukan oleh RS Mitra Keluarga sebesar Rp 882,76 miliar, meningkat 68% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 525,44 miliar.

Keempat perusahaan tersebut juga mengalami peningkatan aset, di mana peningkatan terbesar dicatatkan oleh SAME dan RSGK yang masing-masing naik 51% dan 42%. Sementara SILO dan MIKA meningkat masing-masing sebesar 5,93% dan 5,21%.

Ekuitas keempat emiten pengelola rumah sakit tersebut juga mengalami kenaikan, dengan peningkatan fantastis dibukukan oleh SAME yang ekuitasnya meningkat 179% menjadi Rp 4,22 triliun dari semula Rp 1,51 triliun.

Kinerja Saham Emiten RS Juga Cemerlang

Hingga penutupan perdagangan sesi I Selasa, 2 November 2021, secara keseluruhan dalam setahun terakhir kinerja saham emiten pengelola rumah sakit tercatat cukup baik.

Harga saham SAME dan SILO tercatat tumbuh masing-masing 96% dan 76% dalam setahun terakhir. MIKA merupakan emiten RS dengan kinerja saham terburuk, yang mana harga sahamnya ambles 15,06% dalam setahun terakhir. Sedangkan RS Kedoya yang baru melantai di bursa, sahamnya telah melemah 13,44% sejak pertama kali diperdagangkan publik.

Emiten lainnya yang belum menyampaikan laporan keuangan juga mencatatkan kinerja saham yang positif, dengan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) membukukan kinerja terbaik, yakni tumbuh hingga 190% dalam setahun.

Sementara itu PT PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Royal Prima Tbk (PRIM) harga sahamnya masing-masing menguat 32%, 77% dan 42% dalam setahun terakhir.

Terakhir emiten yang juga belum lama melantai di bursa, PT Bundamedik Tbk (BMHS) tercatat tumbuh 11% secara mulai diperdagangkan publik.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular