
Usai Melesat Kemarin, Bursa Eropa Dibuka Cenderung Melemah

Jakarta. ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa Eropa bergerak variatif cenderung melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (2/11/2021), setelah kemarin melesat di hari perdagangan perdana bulan November.
Indeks Stoxx 600 dibuka turun 0,3% dengan indeks saham sektor pertambangan menjadi pemberat utama, dengan koreksi sebesar 2,7%. Seluruh seluruh indeks saham sektoral juga tercatat melemah.
Selang 1 jam kemudian. indeks Stoxx 600 surut 1,14 poin (-0,24%) di level 477,73. Indeks DAX Jerman turun 36,9 poin (+0,23%) ke 15.843,18, CAC Prancis naik 1 poin (+0,02%) ke 6.894,29. Namun. FTSE Inggris turun 34,95 poin (-0,48%) ke 7.253,67.
Investor tengah memantau lekat rilis kinerja emiten kelas kakap dan memperhatikan sinyal perubahan nada kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan tingkat suku bunga acuannya (Fed Funds Rate).
Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) dimulai pada Selasa, dan diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,25%. Bank sentral terkuat dunia ini juga diprediksi mulai mengurangi nilai pembelian aset di pasar dari posisi sekarang US$ 120 miliar/bulan.
Komentar seputar inflasi juga akan dipantau, mengingat indeks harga konsumen (IHK) di AS telah melesat ke level tertingginya dalam 30 tahun terakhir.
Di Eropa, pertemuan COP26 di Glasgow, Inggris juga akan dipantau ketat. Di dalamnya, berkumpul pada pemimpin dunia untuk menetapkan kebijakan bersama mengurangi emisi karbon, yang bisa berdampak langsung terhadap prospek industri berbasis fosil.
Bursa saham Asia Pasifik cenderung variatif dipimpin indeks Kospi Korea Selatan. Adapun kontrak berjangka (futures) indeks saham AS cenderung melemah setelah Bank sentral Australia menyatakan menahan suku bunga acuannya.
Emiten yang akan merilis kinerja keuangan kuartal III-2021 adalah Standard Chartered, Ferrari, dan BP. Raksasa minyak BP mencetak kinerja fantastis berkat lonjakan harga energi dunia, dengan laba bersih US$ 3,3 miliar, atau di atas ekspektasi pasar senilai US$ 3,1 miliar.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ags/ags) Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan