
Kebut 5G, Emiten Menara Grup Djarum Rogoh Capex Rp 3 T

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berkomitmen akan terus mengembangkan jaringan 5G untuk infrastruktur menara telekomunikasi yang dimiliki perusahaan.
Bahkan perusahaan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 3 triliun untuk mempersiapkan akselerasi fiberisasi menari dan 5G ini.
Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari menjelaskan capex akan digunakan untuk pengembangan jaringan tersebut. Perusahaan akan membangun sekitar 500 hingga 1.000 tower dalam waktu mendatang.
"Lalu nanti dari situ nilai capex sekitar Rp 3 triliun. Dari 2021, co-location [sewa menara lama] kami bisa berhemat mendapat revenue yang sama untuk bisa mengimplementasikan," kata Adam dalam program Profit ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (3/11/2021).
Hal ini mempertegas pernyataan Adam sebelumnya yang menyebutkan bahwa penambahan menara telekomunikasi di tahun ini ditargetkan sebanyak 500-1.000 menara baru. Sedangkan untuk target co-location tahun ini ditargetkan pertumbuhannya sebanyak 2.000-3.000.
Sebagai informasi, konsep built to suit ialah jasa penyewaan dengan membangun menara baru sesuai ketentuan pelanggan sejak awal masa perencanaan. Sementara itu, konsep co-location ialah penawaran sewa menara yang sudah eksis dan dimiliki perusahaan.
Lebih lanjut, Adam menjelaskan, anggaran terbesar capex peruntukannya untuk pembangunan tower yang mencapai 65-75%. Sementara sisanya digunakan untuk perluasan non-tower seperti fiberisasi demi menghubungkan antar-tower.
Dalam wawancaranya dengan ²©²ÊÍøÕ¾ TV beberapa waktu lalu, Adam juga mengatakan pada tahun 2021 perseroan bakal tetap berfokus pada peningkatan jumlah fiberisasi. Ini melanjutkan kegiatan serupa yang dilakukan pada tahun lalu.
"Penambahan tower tambah banyak tapi pertumbuhan terbesar yang dibutuhkan saat ini fiberisasi tower jadi di 2020 asetnya saja tumbuh 40%-50%, tower hanya 10%. Tapi 2020 ini pertumbuhan yang operator banyak minta adalah fiberisasi," jelasnya.
Sebagai catatan, hingga September 2020 fiberisasi dilakukan TOWR mencapai 37.000 menara.
Adam mengatakan jaringan 5G akan dijalankan secara lebih masif sekitar 2-3 tahun ke depan. Jaringan itu akan digunakan khusus pada komersial enterprise atau commerce.
Sementara 4G dijadikan sebagai nationwide di Indonesia bersama dengan jaringan 2G.
"4G dijadikan nationwide ditemani 2G. 5G khusus untuk komersial. Konsumen level lebih ke daerah komersial enterprises atau commerce," jelasnya.
(tas/tas) Next Article Anak Usaha Emiten Grup Djarum Dapat Kredit Rp 2,4 T dari Bank BUMN
