
Kebal Corona, Fund Raising Pasar Modal Oktober Tembus Rp274 T

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Minat perusahaan melakukan penawaran umum melalui seluruh instrumen di pasar modal tetap tinggi meskipun pada situasi yang sulit akibat pandemi Covid-19.
Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Luthfi Zain Fuady menyampaikan, sampai dengan 29 Oktober 2021, terdapat 145 penawaran umum dengan dana yang dihimpun mencapai Rp 274,32 triliun.
Nilai ini sudah melampaui realisasi jumlah emisi efek sepanjang tahun 2020 yang sebesar Rp 118,7 triliun.
Luthfi merinci, jumlah emisi efek pada akhir Oktober ini terdiri dari 37 penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sebanyak 37 perusahaan dengan nilai penawaran umum Rp 31,11 triliun.
Lalu sebanyak 29 penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue senilai Rp 160,08 triliun. Lalu, penawaran umum 6 Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk (EBUS) senilai Rp 6,97 triliun.
Kemudian, sebanyak 33 Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk (EBUS) tahap pertama senilai Rp 31,06 triliun dan 40 PUB EBUS tahap kedua senilai Rp 45,09 triliun.
Dari sisi jumlah perusahaan yang melakukan IPO juga sudah mencapai 37 perusahaan pada akhir Oktober.
"IPO alhadulillah tetap ada perusahaan mencari dana melalui pasar modal. Emiten baru tahun kemarin 53 perusahaan, Oktober akhir sudah ada 37 emiten baru yang masuk ke pasar modal. Walau situasi pandemi sulit, masih ada pertumbuhan," ungkap Luthfi, dalam webinar KAFEGAMA bertajuk "Peningkatan Investor Ritel di Masa Pandemi", Jumat (5/11/2021).
Lutfi menyebut, saat ini level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun sampai dengan 29 Oktober 2021 sudah menguat 10,24% ke level 6.591,35 poin. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan nilai kapitalisasi pasar 16,01% dari sebelumnya Rp 6.968 triliun menjadi Rp 8.084,68 triliun.
Sementata itu, sampai dengan 29 Oktober, dari sisi jumlah investor di pasar modal juga bertambah menjadi 6,75 juta investor (SID, single investor identification). Angka ini meningkat 74,15% dari periode akhir Desember 2020 sebanyak 3,88 juta investor.
Rinciannya, terdiri dari 3.089.997 investor saham, investor reksa dana sebanyak 6.109.636 akun dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 588.329 SID.
"Ini pertumbuhan sangat signifikan dalam dua tahun terakhir," ungkapnya.
(tas/tas) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham