
'Penyakit' Lama Kumat, Saham Unilever-Indofood cs Anyep Lagi!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten consumer goods melorot ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (10/11/2021), di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,12% ke 6.662,21.
Berikut pelemahan saham consumer goods, terutama yang berkapitalisasi pasar besar (big cap), berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.59 WIB.
Unilever Indonesia (UNVR), saham -0,90%, ke Rp 4.390/saham
Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), -0,84%, ke Rp 8.850/saham
Indofood Sukses Makmur (INDF), -0,79%, ke Rp 6.300/saham
Ace Hardware Indonesia (ACES), -0,68%, ke Rp 1.465/saham
JAPFA (JPFA), -0,58%, ke Rp 1.705/saham
HM Sampoerna (HMSP), -0,50%, ke Rp 995/saham
Mayora Indah (MYOR), -0,41%, ke Rp 2.410/saham
Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), -0,41%, ke Rp 6.125/saham.
Menurut data di atas, saham produsen produk perawatan diri UNVR menjadi yang paling ambles, yakni sebesar 0,90%, setelah turun 0,67% pada perdagangan kemarin.
Saham UNVR tampaknya kembali cenderung ditinggalkan investor, setelah pada sejak akhir September hingga pertengahan lalu sempat melesat hingga level Rp 5.325/saham.
Dalam sepekan, saham UNVR turun 1,12% dan dalam sebulan ambles 10,75%.
Kabar terbaru, UNVR membukukan laba bersih selama periode 9 bulan pertama tahun ini sebesar Rp 4,37 triliun.
Perolehan tersebut tercatat mengalami penurunan 19,31% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,43 triliun.
Pada Januari sampai dengan September 2021, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 30,02 triliun atau turun 7,47% dari tahun sebelumnya Rp 32,45 triliun.
Saham duo Indofood milik Grup Salim, ICBP dan INDF, juga kompak turun.
Saham ICBP merosot 0,84%, di tengah aksi lego asing senilai Rp 2,24 miliar di pasar reguler. Dalam seminggu saham ICBP masih naik 0,85%, sedangkan dalam sebulan minus 0,28%.
Kemudian, saham sang induk, INDF, juga tergerus 0,79%, setelah naik dalam 2 hari terakhir. Asing juga tercatat melakukan jual bersih Rp 14,42 miliar di pasar reguler.
Tidak hanya itu, saham raksasa produsen rokok HMSP juga terdepresiasi 0,50%. Dalam sepekan saham ini stagnan, sedangkan dalam sebulan anjlok 11,11%.
HMSP mencatatkan laba bersih senilai Rp 5,55 triliun sepanjang tahun ini yang berakhir pada September 2021 lalu atau kuartal III-2021.
Laba bersih ini turun 19,62% secara tahunan dari Rp 6,91 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba ini turun kendati pendapatan perusahaan bertambah menjadi Rp 72,51 triliun atau tumbuh 6,99% YoY dari Rp 67,78 miliar di akhir kuartal ketiga 2020 lalu.
Dari ranah makro ekonomi, sentimen positif yang turut mendorong saham-saham barang konsumen akhir-akhir ini adalah soal mulai membaiknya persepsi atau keyakinan konsumen dalam melihat ekonomi RI seiring adanya pelonggaran kebijakan mobilitas publik di tengah pagebluk Covid-19.
Bank Indonesia pada Senin (8/11/2021) mengumumkan Survei Konsumen periode Oktober 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2021 yang tercatat sebesar 113,4, meningkat dari 95,5 pada September 2021.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Kalau sudah di atas 100, maka artinya konsumen sudah optimistis.
"Kenaikan IKK terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, IKK meningkat di hampir seluruh kota yang disurvei, tertinggi di kota Banten, diikuti Makassar dan Banjarmasin," sebut keterangan tertulis BI.
Kenaikan IKK, lanjut keterangan BI, terutama didorong oleh membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik terutama persepsi terhadap lapangan kerja dan penghasilan saat ini.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf/adf) Next Article Asing Buang Barang, 5 Saham Konsumer RI Ini Merah Berjamaah