
Perhatian! Saham Allo Bank Tembus Rp 8.000

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga saham emiten bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melonjak dua digit pada lanjutan perdagangan hari ini, Selasa (11/1/2022). Kenaikan saham BBHI terjadi seiring pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT), yang merupakan ultimate shareholder Allo Bank, membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pagi ini.
Menurut data BEI, pukul 10.28 WIB, saham BBHI melambung 17,65% ke posisi Rp 8.000/saham. Nilai transaksi saham tersebut mencapai Rp 165,11 miliar dan volume perdagangan sebesar 21,12 juta saham.
Dengan ini, saham BBHI telah mencatatkan reli kenaikan selama 7 hari perdagangan beruntun.
Diwartakan ²©²ÊÍøÕ¾ sebelumnya, setelah membuka perdagangan, CT juga memberikan pernyataan pers terkait rights issue PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), bertempat di Ruang Seminar BEI.
Sebagai ultimate shareholder Allo Bank, dalam kesempatan tersebut, CT membeberkan rencana strategis perseroan pasca rights issue.
"Pada kesempatan yang berbahagia ini saya menyampaikan apresiasi kepada BEI yang memberi kesempatan kepada Allo Bank dan saya pribadi untuk memencet bel sebagai tanda dimulainya perdagangan hari ini. Ini merupakan sebuah kehormatan saya pribadi dan Allo Bank Indonesia," ujar Chairul Tanjung yang juga merupakan pengusaha nasional.
Selain menyampaikan apresiasi kepada BEI, Chairul Tanjung juga mengucapkan apresiasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) khususnya yang membidangi pasar modal, karena telah memberikan izin efektif rights issue untuk Allo Bank.
"[Dan terima kasih karena] telah membimbing kami untuk menyampaikan prospektus yang selengkap-lengkapnya agar investor pasar modal betul-betul dapat memahami apa yang akan terjadi dalam proses rights issue ini," ujarnya.
"Kami tentu sangat bangga bahwa begitu banyaknya perusahaan-perusahaan baik digital maupun yang non digital ikut berpartisipasi dalam rights issue ini."
Chairul Tanjung seperti mengutip perkataan Inarno Djajadi, Dirut BEI, menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan perilaku orang-orang Indonesia yang ingin semuanya serba cepat.
"Dengan pandemi ini, banyak pembatasan-pembatasan ruang gerak daripada kita semua. Yang mengakibatkan kita tidak boleh berhenti bekerja, berbisnis, melakukan transaksi. Maka transaksi terjadi, transformasi digital begitu cepat, ini menyebabkan apresiasi pasar terhadap digital bank lebih daripada bank konvensional," jelasnya.
"Kami berharap hadirnya Allo Bank betul-betul bisa memberikan nafas baru. Angin segar baru untuk investor di Indonesia, adanya sebuah perusahaan yang mudah-mudahan dapat memenuhi harapan para investor.
Seperti diketahui, Allo Bank bakal menggelar aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue senilai Rp 4,80 triliun. Rights issue tersebut bakal diserap tujuh investor strategis.
Ketujuh investor besar yang dimaksud adalah CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir adalah pemain besar di sektor teknologi dan ekonomi digital RI alias unicorn.
Ekosistem raksasa yang dimiliki para investor strategis berpotensi akan semakin memperkokoh bisnis bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) di masa mendatang.
Para investor kelas kakap itu sendiri memiliki lini bisnis yang beragam, mulai dari ritel, e-commerce, jasa ride-hailing, sampai produk perjalanan.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf/adf) Next Article Goks! Saham Allo Bank Melesat & Sempat ARA Pagi Ini