²©²ÊÍøÕ¾

Beraset US$ 1,2 T, Ini Alat Pemerintah China Tuk Kuasai Dunia

Putra, ²©²ÊÍøÕ¾
13 January 2022 07:45
Ilustrasi bendera China. AP/
Foto: Ilustrasi bendera China. AP/

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Layaknya individu maupun perusahaan, pemerintah suatu negara juga melakukan aktivitas investasi. Aktivitas investasi pemerintah suatu negara biasanya dilakukan dengan cara membentuk lembaga khusus yang sering dikenal sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF).

SWF inilah yang biasanya menjadi kendaraan investasi pemerintah. Bisanya SWF dibentuk oleh pemerintah untuk mengelola surplus anggaran maupun devisa suatu negara dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang.

Baik negara maju maupun berkembang, banyak yang sudah memiliki SWF dengan model dan modal yang berbeda-beda. Seperti yang sudah diketahui bersama, saat ini Indonesia juga memiliki SWF yang bernama Indonesia Investment Authority (INA).

Secara global sendiri ada dua SWF yang paling menjadi sorotan yaitu milik pemerintah Norwegia (Norges Bank Investment Management/NBIM) dan China Investment Corporation (CIC) milik pemerintah Negeri Tirai Bambu.

Secara size, kedua SWF negara tersebut merupakan yang terbesar. Total aset kelolaannya bahkan mencapai lebih dari US$ 1 triliun atau setara dengan PDB Indonesia. Tentu saja ini merupakan nilai yang fantastis.

Sampai saat ini NBIM masih menjadi SWF paling besar. Per Januari 2022, total aset kelolaan (Asset Under Management/AUM) NBIM mencapai US$ 1,332 triliun. Asetnya naik US$ 210 miliar dari periode yang sama tahun 2021.

Di posisi kedua jelas ada CIC China dengan AUM mencapai US$ 1,222 triliun. Aset kelolaan CIC tercatat bertambah US$ 170 miliar dalam satu tahun terakhir. Jika menggunakan kurs dolar AS saat ini di Rp 14.300/US$ maka nilai tersebut setara dengan Rp 17.475 triliun.

Jika NBIM merupakan perusahaan pelat merah yang awalnya dibentuk untuk mengelola surplus anggaran dari pemerintah Norwegia yang diperoleh dari penjualan minyak, CIC lebih fokus pada mengelola devisa China.

Dibandingkan dengan NBIM, usia CIC masih relatif muda. Berdasarkan situs resmi SWF Negeri Xi Jinping tersebut, CIC baru dibentuk pada 2007 dengan modal senilai US$ 200 miliar. Artinya dalam kurun waktu 14 tahun pertumbuhannya secara compounding mencapai 13,8% per tahun.

Sebagai perbandingan, NBIM yang diinisiasi pada 1997 dengan modal awal US$ 23 miliar, pertumbuhan compounding per tahunnya mencapai 18,43%. Secara size nominal dan pertumbuhan aset, CIC masih kalah dengan NBIM dalam jangka panjang.

Namun tetap saja ukuran CIC sangatlah besar mengingat di posisi ketiga ada SWF negara Abu Dhabi dengan aset kelolaan mencapai US$ 829 miliar. Sebagai perbandingan, harta orang terkaya di dunia Elon Musk pemilik Tesla dan Space X 'hanya' US$ 281 miliar.

Seperti NBIM, CIC juga memutar uangnya di berbagai jenis kelas aset mulai dari instrumen investasi jangka pendek (deposito, kas hingga bills atau surat perbendaharaan negara/SPN), obligasi, saham perusahaan publik hingga aset alternatif seperti real estate, reksa dana, private equity hingga proyek infrastruktur.

Sampai saat ini porsi aset terbesar CIC masih berupa aset investasi alternatif dengan porsi mencapai lebih dari 40% dan disusul saham perusahaan publik sebesar 38% dan obligasi sebesar 17%.

Sebagai informasi, CIC juga merupakan kendaraan investasi Presiden Xi Jinping dalam megaproyek infrastruktur super-ambisius China yang dikenal dengan nama Jalur Sutra (Belt & Road Initiatives/BRI).

Bersama dengan SWF China yang lain yaitu State Administration of Foreign Exchange Investment Company (SAFEIC), CIC juga memberikan dukungan finansial maupun top personilnya untuk berbagai proyek infrastruktur di Asia.

Dalam proyek BRI sendiri, CIC punya peran strategis sebagai pemegang kendali proyek dengan bertindak sebagai pemegang kebijakan. Salah satu kebijakan yang paling fenomenal dan kontroversial adalah perannya dalam memobilisasi modal dan pinjaman dari bank-bank komersial China.

Dengan perannya yang strategis tersebut, bisa dibilang CIC merupakan kendaraan China untuk menguasai perekonomian global.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(trp/vap) Next Article Incar AUM Rp 150 T, INA Juga Mau Investasi Sektor Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular