
Analis: Cermati Gerak Saham BBTN Pekan Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) melesat 11,58% pada Jumat (28/1/2022). Ditutup pada level Rp 1.735, kinerja saham di hari terakhir ini membuat saham BBTN mencatat kenaikan mingguan sebesar 3,89%.
Total transaksi saham BBTN pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 95,56 miliar yang diikuti aksi beli investor asing dengan net buy sebesar Rp 2,2 miliar. Dalam sebulan terakhir, investor asing memborong saham BBTN dengan net buy Rp 17,6 miliar.
Meskipun saham BBTN melesat jauh lebih tinggi pada Jumat pekan lalu, namun emiten perbankan yang fokus pada bisnis properti ini belum mengeluarkan laporan keuangan 2021. Rencananya, BBTN akan mengeluarkan laporan keuangan dalam waktu dekat, yakni sekitar tanggal 8 Februari 2022.
Analis Fundamental PT Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana, mengatakan pada dasarnya valuasi BBTN masih sangat menarik.
"Secara valuasi berdasarkan PBV, kami menilai harga intrinsik BBTN saat ini di level 2642. Sedangkan berdasarkan DCF (discounted cash flow), kami menilai harga intrinsik BBTN saat ini berada di level 2220. Dibandingkan dengan harga saat yang berada di bawah level 1700, maka saham BBTN undervalue," ujar Raditya belum lama ini.
Senada dengan Raditya, Direktur PT Ekuator Swarna Investama Hans Kwee juga menilai valuasi BBTN masih sangat menarik.
"Sangat menarik, valuasi saya 2410 untuk BTN," ujar Hans Kwee dalam kesempatan yang berbeda.
Raditya menjabarkan isu ekonomi yang akan mendorong penguatan saham BBTN ke depan adalah perpanjangan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah untuk sektor properti pada periode Januari-Juni 2022. Insentif ini otomatis akan meningkatkan permintaan terhadap properti.
Selain itu, pemulihan pertumbuhan ekonomi yang positif kami yakini juga menjadi faktor penggerak sektor properti tahun ini. "Apabila Omicron terkendali, maka performa sektor properti tahun ini kami proyeksikan akan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya," ujarnya.
Adapun Hans Kwee menyoroti kebangkitan sektor properti akan lebih cepat terjadi ketika ekonomi mulai pulih.
"Properti terbukti selalu menjadi motor kebangkitan ekonomi karena multiplier effectnya sangat besar. Ketika ekonomi pulih dan sektor properti bangkit, bank spesialis perumahan seperti BBTN akan menikmati hasilnya. Peluangnya bagus," ujarnya.
Raditya juga menyoroti bahwa rencana rights issue juga menjadi pendorong positif bagi kinerja bisnis dan keuangan BBTN pada tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.
"Kami menilai impact right issue bagi ekspansi bisnis BBTN cukup positif apalagi ditambah dengan pemulihan pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujarnya.
Bagi Hans Kwee, penguatan modal menjadi kunci bagi bank yang fokus pada kredit properti. Apalagi, BTN juga memiliki tugas dalam mendukung agenda pemerintah dalam program sejuta rumah.
"Dampak positif bagi BTN akan terlihat ketika kredit mulai ekspansi lagi. Tapi itu harus menunggu pasar properti benar-benar bangkit dan ini mungkin mulai tahun depan pasca pandemi. Penambahan modal perlu dilakukan secepatnya agar ketika ekonomi pulih, bank sudah lebih siap," jelasnya.
(dru) Next Article BTN Prioritas Punya PLUS, Dana Kelolaan Diproyeksi Rp 45,9 T