
Minyak Goreng Mahal, Tapi Saham CPO Rame-Rame Turun

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga saham emiten minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) cenderung melorot ke zona merah pada penutupan sesi I perdagangan Jumat (18/3/2022).
Investor tampaknya cenderung masih melakukan aksi ambil untung setelah saham tersebut menguat dalam beberapa waktu terakhir.
Berikut saham-saham CPO yang melemah per sesi I hari ini (18/3).
Triputra Agro Persada (TAPG), turun -5,03%, ke Rp 755/unit
Gozco Plantations (GZCO), -4,64%, ke Rp 144/unit
Dharma Satya Nusantara (DSNG), -2,92%, ke Rp 665/unit
Provident Agro (PALM), -1,81%, ke Rp 815/unit
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), -1,65%, ke Rp 119/unit
Astra Agro Lestari (AALI), -1,65%, ke Rp 11.950/unit
Salim Ivomas Pratama (SIMP), -0,98%, ke Rp 505/unit
PP London Sumatra Indonesia (LSIP), -0,73%, ke Rp 1.360/unit
Sampoerna Agro (SGRO), -0,48%, ke Rp 2.080/unit
Menurut data di atas, saham TAPG ambles 5,03%, setelah kemarin turun 0,62%. Dalam sepekan, saham ini turun 3,21%, tetapi dalam sebulan masih naik 4,14%. Adapun, sejak awal tahun (ytd), saham TAPG sudah melonjak 23,77%.
Saham GZCO juga merosot 4,64%, usai melejit 15,27% pada Kamis kemarin. Dalam sepekan, saham ini masih turun 2,04%, tetapi dalam sebulan naik 9,92%.
Sementara, secara ytd, saham GZCO sudah terbang 108,70%.
Saham DSNG dan PALM juga turun 2,92% dan 1,81% hingga siang ini.
Sementara itu harga CPO sendiri naik tipis pada hari ini, Jumat (18/3/2022), pulih dari keterpurukannya selama 4 hari beruntun pekan ini.
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 11.30 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatif dibanderol di level MYR 5.969/ton atau naik tipis 0,56% dari penutupan perdagangan kemarin di MYR 5.936/ton.
Menurut analis komoditas Reuters Wang Tao, harga CPO hari ini berada di titik target dengan kisaran MYR 6.104- 6.326/ton, di mana titik support berada di MYR 5.855/ton dan titik resistance di MYR 5.744/ton.
Kemarin, pemerintah Indonesia mengumumkan untuk menghapus kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) yang mewajibkan produsen CPO menjual 30% dari produksi CPO nya untuk dalam negeri.
Namun, mengganti kebijakan dengan menaikkan Dana Pungutan (DP) ekspor CPO secara signifikan dan Bea Keluar (BK), dalam upaya untuk mengendalikan harga minyak lokal setelah kebijakan sebelumnya gagal mengatasi masalah dalam negeri.
Menurut peraturan Kementerian Perdagangan, kebijakan terbaru akan menaikkan tarif ekspor dari US$ 375/ton menjadi US$ 675/ton. Batas maksimum dana pungutan dinaikkan dari US$ 1.000/ton menjadi US$ 1.500/ton.
Pemerintah menyatakan akan menggunakan dana tersebut untuk mensubsidi penjualan minyak goreng curah selama 6 bulan ke depan dengan estimasi biaya subsidi sebesar 202 juta liter setiap bulan yang setara dengan nilai US$ 500 juta.
Pengekspor CPO Indonesia diwajibkan membayar pajak ekspor atas pengiriman minyak sawit di atas pungutan ekspor maksimum US$ 200/ton.
Melansir The Straits Times, Hong Leong Investment Bank Bhd atau dikenal dengan HLIBÂ Riset mengatakan bahwa harga CPO akan tetap tinggi untuk sementara, kemungkinan hingga akhir Juni.
Hal tersebut didukung gangguan pasokan kelapa sawit di Malaysia yang akan bertahan dalam beberapa bulan ke depan, ketidakpastian produksi pada minyak biji bunga matahari imbas dari konflik Rusia-Ukraina, dan juga krisis kekeringan di Amerika Selatan untuk minyak kedelai.
Walaupun Dewan Minyak Sawit Malaysia memproyeksikan produksi CPO Malaysia akan naik 4,9% atau 19 juta ton pada tahun ini, tapi produksi akan bergantung pada kedatangan pekerja asing dan pupuk yang memadai.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf/vap) Next Article SGRO Terbang 18%, Saham-saham CPO Naik Daun Lagi