²©²ÊÍøÕ¾

Intip Upaya Solusi Bangun Hadapi Kenaikan Harga Batu Bara

Teti Purwanti, ²©²ÊÍøÕ¾
11 April 2022 08:40
Foto: Dokumentasi Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)
Foto: Foto: Dokumentasi Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten semen BUMN, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI setidaknya menambah cost produksi hingga 30% pada 2021 karena kenaikan harga baru bara. Oleh karena itu, Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo mendorong inovasi agar terjadi efisiensi.

"Kami mendorong inovasi dan meningkatkan efisiensi, termasuk penggunaan bahan bakar alternatif, beberapa inovasi dan digitalisasi agar konsumsi bahan bakar dan listrik berkurang, agar bisa mengurangi penggunaan batu bara," kata Lilik akhir pekan lalu, Jumat (08/04/2022).

Menghadapi harga batu bara yang membumbung tinggi, Lilk juga berharap bisa mendapatkan harga DMO 90% hingga 100% pada tahun ini hingga akhir tahun. Pasalnya, perseroan baru mendapatkan harga tersebut sebanyak 70% dari kebutuhan.

SBI mengalokasikan 30% dari laba bersih 2021 yang sebesar Rp 720,93 miliar sebagai dividen tunai. Perseroan akan membagikan Rp 216,27 miliar atau Rp 23,97 per saham sebagai dividen tunai.

Lilik mengatakan kalau sisanya, sebesar 70% akan digunakan untuk pembiayaan kegiatan operasional perseroan.

Adapun pada tahun ini, Lilik menyebutkan kalau perseroan melihat perkembangan ekonomi yang menggembirakan dan menargetkan kenaikan baik dari segi pendapatan hingga laba bersih di tengah tantangan kenaikan harga bahan baku.

"Tahun 2022 kita lihat ada perkembangan yang menggembirakan soal geliatnya ekonomi. Kita masih optimis untuk produksi dan memenuhi kebutuhan pasar, penjualannya, dan peningkatan pendapatan penjualan meski ada kenaikan harga,"kata Lilik.

Lilik juga menyebutkan beberapa tantangan pada tahun ini, seperti kenaikan harga bahan bakar batubara, listrik, dan komoditas lainnya.

Tahun ini, meski tidak menyebutkan angkanya, perseroan menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) yang akan dipergunakan untuk kelangsungan operasional dan untuk rencanaa bersifat strategis. Misalnya untuk pengembangan pelabuhan terminal khusus yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur guna keperluan ekspor ke pasar Amerika Serikat sebesar 500.000 DWT yang rampung akhir 2023.

"Ada capex untuk rencana strategis menurunkan C02 dengan menggunakan alternatif fuel dan digitalisasi. Apalagi bahan bakar cukup signifikan dengan ongkos produksi 30% sendiri. Dengan kenaikan batubara yang signifikasi pada akhir 2021 kita mendorong untuk melakukan inovasi dalam efisiensi dan peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif," tambahnya.

Sinergi dengan SIG membantu SBI mencapai total volume penjualan semen dan terak sebesar 13,4 juta ton atau naik sebesar 12,4% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Membaiknya volume penjualan juga dialami bisnis beton jadi sebesar 25,4% menjadi 1,1 juta m3, dan agregat sebesar 48,7% menjadi 913 ribu ton.

Pendapatan tercapai Rp11,2 triliun atau naik 10,9% dari Rp10,1 triliun pada tahun 2020. Beban Pokok Pendapatan pada tahun 2021 meningkat 17,3% dibandingkan tahun 2020, karena peningkatan produksi sejalan dengan kenaikan volume penjualan.

Peningkatan beban pokok pendapatan menyebabkan Laba Kotor tahun 2021 tercapai Rp 2,8 triliun atau turun 4,3% dibandingkan Rp 2,9 triliun pada tahun 2020. Sinergi dengan SIG dan berbagai upaya efisiensi yang dilakukan oleh Perseroan, membantu SBI menjaga kinerja positif dan mencatat peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp 721 miliar.


(RCI/dhf) Next Article To The Moon! Siap-Siap Batu Bara Bisa Pecah Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular