²©²ÊÍøÕ¾

Joss! Indonesia Dapat Berkah dari Krisis Logam Dunia

Robertus Andrianto, ²©²ÊÍøÕ¾
21 April 2022 18:00
A worker uses the tapping process to separate nickel ore from other elements at a nickel processing plant in Sorowako, South Sulawesi Province, Indonesia March 1, 2012. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Logam dunia seperti tembaga, nikel, dan timah sedang mengalami kendala pasokan. Pemulihan ekonomi di banyak negara meningkatkan permintaan logam untuk kebutuhan industri. Ditambah adanya konflik di Eropa Timur membuat pasokan logam makin tertekan. Sebab Rusia jadi salah satu penghasil logam terbesar di dunia.

Goldman Sachs menganggap tembaga bisa "berjalan menuju kehabisan persediaan tembaga".Bank investasi tersebut memperkirakan pasokan tembaga olahan akan mengalami defisit sebesar 375.000 ton tahun ini, dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.

"Kami percaya investor tetap puas dengan risiko pasokan tembaga Rusia, karena mereka tidak segera atau setajam(naik)yang terlihat di pasar biji-bijian atau energi, atau bahkan aluminium," tulis analis Goldman Sachs Nick Snowdon dalam sebuah laporan.

Kemarin (20/4/2022) persediaan di gudang LME tercatat 128.775 ton, telah turun 49,5% dibandingkan dengan bulan Agustus (puncak persediaan 2021). Pada awal tahun 2022, persediaan tembaga di LME menyentuh level terendah sejak 2005.

Sementara persediaan nikel di gudang bursa logam London (LME) sudah menyusut 26% sejak awal tahun menjadi 72.894 ton, terendah sejak 2019. Jika diukur dari persediaan tertinggi saat 2021, jumlahnya sudah turun 73%.

Kemudian, persediaan timah sempat mencapai titik terendah sepanjang pencatatan pada bulan November 20221. Kala itu persediaan timah dunia di gudang yang dipantau LME tercatat 670.000 ton.

Indonesia sebagai negara pengekspor ketiga logam tersebut diuntungkan dari persediaan yang terus menipis. Sebab ketika persediaan turun, harganya melambung. Sehingga membuat Indonesia ketiban "durian runtuh".

Indonesia paling banyak meraup keuntungan dari ekspor timah. Sebab nilai ekspor timah melesat 116,11% year-on-year (yoy) menjadi US$ 2,44 miliar atau Rp 34,92 triliun (kurs = Rp 14.300/US$) pada tahun 2021. Di sisi lain, volume ekspor timah tercatat 75,5 ribu ton.

Bagi Indonesia, tingginya harga tembaga dunia berdampak positif karena mampu meraup pundi-pundi dari ekspor. Nilai ekspor tembaga Indonesia mencapai US$ 2,4 miliar atau setara Rp 34,9 triliun, naik 61,01% pada tahun 2021. Padahal volume ekspor tembaga naik 7,53% menjadi 348,5 ribu ton, lebih rendah dari laju pertumbuhan harga.

Kemudian, ekspor nikel Indonesia turut melesat hingga 60,06% menjadi US$ 1,27 miliar atau setara Rp 18,19 triliun pada tahun 2021.


(ras/ras) Next Article Logam Rusia Diboikot! Indonesia Bisa Makin Kaya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular