²©²ÊÍøÕ¾

Lapor Pak Jokowi, Rupiah Jeblok ke Level Terlemah 8 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, ²©²ÊÍøÕ¾
25 April 2022 13:08
Ilustrasi Rupiah dan dolar (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Sepanjang tahun ini rupiah bergerak stabil melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi pada perdagangan Senin (25/4/2022) rupiah mendadak terpuruk hingga menyentuh level terlemah dalam 8 bulan terakhir.

Pada pukul 12:35 WIB, rupiah berada di Rp 14.460/US$, merosot 0,72% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 20 Agustus 2021 lalu.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto menjelaskan, penyebab utama pelemahan rupiah berasal dari kondisi Amerika Serikat (AS). Khususnya pernyataan dari pejabat Bank Sentral AS the Fed.

"Trigger oleh statement dari pejabat Fed yang sangat hawkish dan sangat confident untuk menaikkan FFR 50 bps di Mei," ungkap Edi kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (25/4/2022).

Namun, jika dilihat ke belakang, para pejabat The Fed sudah mengungkapkan akan lebih agresif menaikan suku bunga dalam beberapa pekan terakhir, termasuk sang ketua Jerome Powell.

Bahkan pada Jumat (22/4/2022) dini hari, Powell menyatakan kenaikan 50 basis poin akan didiskusikan saat pertemuan kebijakan moneter 3 dan 4 Mei (waktu setempat).

"Dengan inflasi yang tiga kali lebih tinggi dari target 2%, akan tepat untuk bergerak sedikit lebih cepat. Kenaikan suku bunga 50 basis poin akan dibicarakan pada pertemuan bulan Mei," kata Powell dalam diskusi ekonomi pada pertemuan Dana Moneter International (IMF) sebagaimana dilansir Reuters.

Saat itu, rupiah tercatat hanya melemah 0,09% saja, masih stabil dan bergerak tipis-tipis seperti biasanya.

Baru kali ini rupiah langsung jeblok sejak awal perdagangan. Salah satu pemicunya bisa jadi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Keputusan tersebut ditetapkan Jokowi setelah memimpin rapat terbatas mengenai pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, utamanya minyak goreng dalam negeri.
Kebijakan ini akan berlaku mulai 28 April 2022, hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Saya akan terus memantau dan mengevaluasi kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng melimpah dengan harga terjangkau," kata Jokowi dalam keterangan pers lewat akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (22/4/2022).

"Hari ini saya telah memimpin rapat tentang pemenuhan kebutuhan pokok rakyat utamanya yang berkaitan dengan ketersediaan minyak goreng di dalam negeri. Dalam rapat tersebut telah saya putuskan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng," kata Presiden.

CPO merupakan salah satu komoditas ekspor andalan yang membantu neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus dalam 23 bulan beruntun, serta membuat transaksi berjalan (current account) juga surplus di tahun lalu.

Surplus transaksi berjalan tersebut menjadi fundamental penting dalam menjaga stabilitas rupiah.

Dengan dilarangnya ekspor CPO, maka pendapatan ekspor tentunya akan merosot. Putera Satria Sambijantoro, ekonom Bahana Sekuritas memperkirakan Indonesia bisa kehilangan US$ 3 miliar atau Rp 42,9 triliun belum dengan pajak ekspor.

"Setiap bulan, CPO dan produk turunannya menyumbang USD3 miliar dari ekspor Indonesia, selain Rp 4 triliun dari pendapatan pajak ekspor," ujar Satria.

Penurunan pendapatan tersebut jika berlangsung lama tentunya bisa menyeret neraca perdagangan kembali ke defisit, begitu juga dengan transaksi berjalan yang pada akhirnya berdampak negatif bagi rupiah.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Sentimen Pelaku Pasar Memburuk, Rupiah Makin Terpuruk

Selain itu memburuknya sentimen pelaku pasar semakin membuat rupiah yang merupakan mata uang emerging market semakin terpuruk.

Bursa saham Asia pada hari ini jeblok menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS) Jumat waktu setempat. Indeks Dow Jones jeblok hingga lebih dari 2,8% ke 33.811,4, menjadi hari terburuk sejak 28 Oktober 2020. Sepanjang pekan lalu, Dow Jones merosot 1,9% dan mencatat penurunan 4 minggu beruntun. Bahkan dalam 11 minggu terakhir, Dow Jones turun sebanyak 9 kali.

Kemudian indeks S&P 500 juga jeblok 2,77% ke 4.271,78, dalam sepekan merosot 2,8%. S&P 500 tercatat melemah 3 pekan beruntun. Indeks teknologi Nasdaq merosot 2,55% ke 12.839,29, dan dalam sepekan merosot 3,8%.

Sementara itu dari, Indeks Nikkei Jepang dibuka ambles 1,28%, Hang Seng Hong Kong ambruk 2,48%, Shanghai Composite China ambrol 1,74%, Straits Times Singapura merosot 0,88%, dan KOSPI Korea Selatan tergelincir 1,02%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat merosot hingga 1,2% sebelum terpangkas dan mengakhiri sesi I di 7.215,47 atau melemah 0,14% saja.

Saat bursa saham global sedang terpuruk, investor asing masih melakukan aksi beli bersih (net buy) meski tidak besar, hanya Rp 76 miliar.

Sepanjang tahun ini net buy asing tercatat lebih dari Rp 46,74 triliun. Capital inflow di pasar saham tersebut mampu mengimbangi outflow di pasar obligasi lebih dari Rp 47 triliun, yang membuat rupiah stabil sepanjang 2022 sebelum terpuruk pada hari ini.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular