
Bukti Inflasi Bikin Cemas, Tetangga RI Ini Kerek Suku Bunga!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memberikan kejutan ke pasar finansial pada Selasa (3/5/2022). Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 10 tahun terakhir RBA menaikkan suku bunganya.
Meski para ekonom sudah memprediksi kenaikan tersebut, tetapi RBA di bawah pimpinan Gubernur Philip Lowe bertindak lebih agresif.
Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, RBA menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,35% dari rekor terendah sepanjang masa 0,1%. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sejak November 2010.
Hasil survei dari Reuters yang dilakukan pada 27 - 29 April terhadap 32 ekonom menunjukkan mayoritas memperkirakan RBA akan menaikkan suku bunga sebesar 15 basis poin menjadi 0,25% dari saat ini 0,1% yang merupakan rekor terendah sepanjang sejarah.
Selain itu, survei tersebut menunjukkan RBA akan diperkirakan agresif dalam menaikkan suku bunga. Sebanyak 23 dari 32 ekonom memperkirakan di bulan Juni, suku bunga diperkirakan akan kembali dinaikkan menjadi 0,5%, 4 ekonom bahkan memprediksi suku bunga menjadi 0,75%.
Analis melihat RBA akan bertindak agresif sebab inflasi di Australia yang semakin tinggi.
Biro Statistik Australia (ABS) pada pekan lalu melaporkan inflasi di kuartal I-2022 melesat 5,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). ABS melaporkan kenaikan bahan bakar minyak dan konstruksi perumahan.
Head of Prices Statistic ABS, Michelle Marquardt mengatakan kenaikan tersebut menjadi yang terbesar sejak tahun 2000. Kala itu pemerintah menaikkan pajak barang dan jasa.
Dilihat dari kuartal IV-2021, inflasi di Australia melesat 2,1%. Sementara itu inflasi inti tumbuh 3,7% (yoy) jauh lebih tinggi dari estimasi Reuters sebesar 3,4%.
Inflasi tersebut sudah jauh lebih tinggi dari target RBA sebesar 2% - 3%.
Keputusan RBA hari ini menunjukkan bagaimana cepatnya perubahan sikap bank sentral akibat inflasi yang semakin tinggi. Di awal tahun ini, Gubernur Lowe masih menutup rapat peluang kenaikan suku bunga di 2022. Tetapi nyatanya, belum sampai pertengahan tahun, RBA sudah menaikkan suku bunga, bahkan lebih tinggi dari prediksi ekonom.
"Perekonomian terbukti resilien dan inflasi telah naik dengan cepat, ke level yang lebih tinggi dari yang kami antisipasi. Selain itu, ada bukti pertumbuhan upah mulai naik.Melihat hal ini, dan suku bunga yang berada di rekor terendah, sudah tepat untuk memulai proses normalisasi kondisi moneter," kata Lowe sebagaimana dilansir ²©²ÊÍøÕ¾ International.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(pap/roy) Next Article Mirip Gaya The Fed, RBA Sabar Dulu Agresif Kemudian?