
India Terancam Gelap Gulita, 6 Emiten Rajin Ekspor Batu Bara

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Negara dengan jumlah populasi terbanyak kedua di dunia, India, dikabarkan terancam krisis listrik. Ini kemungkinan terjadi di Juli-Agustus 2022.
Sebuah laporan menyebutkan sejumlah kota kini mengalami pemadaman bergilir. Hal ini diyakini akan makin buruk beberapa bulan ke depan.
Akibatnya, impor batu bara dari India diyakini masih akan meningkat di tengah lonjakan permintaan listrik. Penggunaan listrik di Negara Bollywood melonjak drastis sejak April karena gelombang panas.
India juga harus meningkatkan impor batu bara untuk menyiapkan kebutuhan yang diperkirakan melonjak selama musim hujan pada Juli-September mendatang.
Krisis energi dan tidak cukupnya batu bara untuk penggunaan domestik terjadi meskipun India telah mengekspor jutaan ton batu bara dari Indonesia.
![]() Negara pemasok batu bara untuk India |
Merujuk Reuters, impor batu bara India diperkirakan mencapai 20,05 juta di Mei tahun ini. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak Maret lalu.
Kenaikan impor ini akan menguntungkan sejumlah negara, terutama Indonesia. India diperkirakan akan mengimpor batu bara dari Indonesia sebesar 11,06 juta atau naik dibandingkan April yang tercatat 8,13 juta ton, Impor batu bara dari Australia diperkirakan mencapai 4,3 juta ton, turun dari 4,94 juta ton di April.
Berikut adalah daftar emiten yang rajin mengekspor batu bara ke India.
Bumi Resources (BUMI)
Emiten milik Grup Bakrie ini diketahui merupakan eksportir utama batu bara ke India, meski data terbaru untuk tahun 2021 belum tersedia, karena laporan tahunan perusahaan masih belum diterbitkan, tahun 2020 lalu diketahui jumlah ekspor batu bara ke India oleh BUMI mencapai 17,31 juta ton, turun tipis dari tahun 2019 sebesar 18,19 juta ton
Adaro Energi (ADRO)
Emiten milik Garibaldi 'Boy' Thohir ini diketahui menjual 51,58 juta ton batu bara pada tahun 2021, turun 5% dari tahun sebelumnya. Selain untuk dijual domestik, batu bara Adaro juga diekspor dengan pasar utama termasuk Asia Tenggara, Asia Timur, China dan India.
Penjualan batu bara Adaro ke India tahun lalu mencapai 11% dari total atau setara dengan 5,67 juta ton batu bara.
Bayan Resources (BYAN)
Emiten milik taipan Low Tuck Kwong mencatatkan kinerja cemerlang tahun lalu. Sepanjang tahun lalu perusahaan memproduksi 37,6 juta ton, sedangkan angka penjualannya berada di 40,4 juta ton.
Laporan tahunan perusahaan menyebut bahwa 12% nya dijual secara domestik, dengan 88% sisanya dilepas di pasar global. India disebut menguasai 10,10% atau setara dengan 3,91 juta ton batu bara.
Indika Energy (INDY)
Emiten yang mengoperasikan tambang batu bara Kideco Jaya Agung Ini masih menjadi pemain utama batu bara domestik, meski telah menyampaikan ambisinya untuk mengurangi pendapatan dari batu bara hingga di bawah 50% pada 2025 mendatang.
Tahun lalu, produksi tambang Kideco meningkat 8,5% menjadi 35,8 juta ton, sementara volume penjualan juga ikut naik. Penjualan batu bara Kideco ke pasar China mencapai 2,7 juta ton atau setara dengan 7,6% total penjualan. Meski demikian angka tersebut turun dari tahun 2020 yang mencapai 3 juta ton.
Bukit Asam (PTBA)
Emiten tambang batu bara milik BUMN ini 28,37 juta ton batu bara tahun lalu. Meskipun lebih dari setengahnya diserap oleh pasar domestik, India juga termasuk pasar ekspor utama.
Ekspor batu bara PTBA ke India tahun lalu tercatat turun dari semua mencapai 13% atau terbesar setelah penjualan domestik, kini menjadi 3% atau setara dengan 0,85 juta ton batu bara.
Indo Tambangraya Megah (ITMG)
ITMG diketahui menjual 20,1 juta ton baru bara tahun lalu, dengan penjualan domestik mencapai 24% atau sebesar 4,7 juta ton. Meski penjualan ekspor cukup signifikan, ternyata India buka merupakan pasar utama ekspor ITMG tahun 2021 lalu. Penjualan ke India masih kalah dibanding China, Jepang, Filipina, Bangladesh dan Thailand.
Penjualan batu bara ITMG ke India tahun lalu hanya sebesar 3% saja tahu setara dengan 0,6 juta ton. Angka tersebut turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 0,9 juta ton atau setara dengan 4% total penjualan.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(fsd) Next Article India Terancam Gelap Gulita, Indonesia Jadi 'Juru Selamat'?