
Sumpah The Fed yang Bisa Bikin Pasar Ketar-ketir

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank Sentral Amerika Serikat yang biasa disebut The Fed memberi isyarat bahwa meningkatnya risiko resesi tidak akan menghentikan mereka untuk menurunkan nilai inflasi Amerika Serikat.
"Komitmen Komite adalah memulihkan stabilitas harga. Apapun yang diperlukan [akan kami lakukan] demi mempertahankan pasar tenaga kerja yang kuat. Tanpa syarat apapun," kata The Fed dalam laporan kebijakan moneternya, dikutip dari Reuters, Minggu (19/6/2022).
Penggunaan kata 'tanpa syarat' dalam laporan tersebut dan penggunaan 'apapun yang diperlukan' menunjukkan bahwa para bankir sentral bersedia mengambil risiko penurunan untuk menghindari inflasi yang tidak terkendali.
Sebelumnya, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic telah memperingatkan kenaikan suku bunga yang terlalu cepat dan mengatakan bahwa pihaknya mungkin perlu menghentikan pengetatan pada September untuk menilai kondisi ekonomi.
"Kami menyerang inflasi dan kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mengembalikannya ke tingkat yang lebih normal, yang bagi kami harus menjadi 2%," terangnya.
Inflasi, yang diukur dengan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi, telah meroket lebih dari tiga kali lipat dari target 2% Fed.
Bank sentral pada hari Rabu menaikkan kisaran suku bunga kebijakannya sebesar 75 basis poin menjadi 1,50% -1,75%. Mereka juga menerbitkan perkiraan yang menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan setuju untuk menaikkan biaya pinjaman lebih lanjut pada tahun ini sehingga menjadi sekitar 3,4%, atau bahkan lebih tinggi pada tahun 2023.
Pun begitu, beberapa kritikus mengatakan The Fed telah bertindak terlambat terhadap inflasi. Banyak faktor pendorong inflasi berada di luar kendali The Fed, seperti rantai pasokan global yang rusak dan invasi Rusia ke Ukraina yang telah mendorong harga pangan dan energi naik drastis.
(hsy/hsy) Next Article 'Triple Horror' Sri Mulyani Nyata, Risalah The Fed Buktinya!