²©²ÊÍøÕ¾

Penyerapan Dana IPO Sejumlah Emiten Minim, Tahan Ekspansi?

Feri Sandria, ²©²ÊÍøÕ¾
18 July 2022 09:50
Ilustrasi Bursa (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penawaran umum perdana (IPO) sejatinya merupakan langkah perusahaan untuk mengumpulkan modal publik demi berekspansi bisnis melalui tambahan modal kerja atau belanja korporasi lainnya. Akan tetapi sejumlah emiten yang berhasil menggalang dana jumbo dalam IPO tahun lalu masih berhati-hati menghabiskan dana tersebut.

Sepanjang tahun 2021 terdapat 54 perusahaan yang melantai di BEI dengan perolehan dana IPO sebesar Rp 62,61 triliun, meningkat 1.060% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5,49 triliun kala awal pandemi menghantam.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kala itu Inarno juga menyampaikan bahwa "penggalangan dana [IPO 2021] tertinggi sepanjang sejarah BEI." Penggalangan tersebut bahkan lebih tinggi 34% dari gabungan dana hasil IPO empat tahun sebelumnya yang nilainya hanya Rp 46,87 triliun.

Dari sekian banyak perusahaan yang baru melantai beberapa di antaranya mampu menghasilkan dana IPO jumbo termasuk Bukalapak.com (BUKA) dan Dayamitra Telekomunikasi (MTEL), yang mana emiten yang disebut pertama bahkan mampu memecahkan rekor pengumpulan dana IPO terbesar sepanjang sejarah. Meski demikian nyaris setahun pasca melantai di bursa kedua emiten tersebut masih cenderung irit dalam membelanjakan dana hasil IPO dan malah menumpuk sebagian besar dalam bentuk deposito di bank atau pembelian surat berharga.

Dalam laporan kepada pihak bursa, manajemen Bukalapak menyebut bahwa hingga akhir Juni 2022 atau sekitar 11 bulan pasca melantai di bursa, perusahaan baru menggunakan 27% dana hasil IPO atau setara dengan Rp 5,77 triliun.

Dalam IPO tahun lalu BUKA memperoleh total dana Rp 21,90 triliun dan setelah dikurangi biaya emisi dan lainnya sebesar Rp 574,85 miliar, dana bersih yang diterima perusahaan adalah sejumlah Rp 21,33 triliun.

Pos yang telah menyerap dana IPO terbesar adalah untuk modal kerja perusahaan sebesar Rp 2,52 triliun dan modal kerja PT Buka Mitra Indonesia Rp 964,89 atau masing-masing terealisasi 36% dan 31%. Sementara itu terdapat dua pos yang dananya masih belum digunakan yakni modal kerja PT Buka Investasi Bersama dan PT Buka Pengadaan Indonesia. Adapun alokasi dana IPO untuk PT Buka Investasi Bersama adalah sebesar Rp 3,20 triliun dan masih belum tersentuh sama sekali.

Meski demikian prospektus IPO Bukalapak memang mencatat bahwa dana IPO akan digunakan secara bertahap dan selambat-lambatnya hingga 31 Desember 2025.

Sementara itu sisa dana IPO yang masih berjumlah Rp 15,55 triliun ditempatkan dalam berbagai instrumen investasi. Rp 11,21 triliun dalam bentuk deposito di lima pihak berbeda dengan bunga berkisar antara 2,75% hingga 3,10%, Rp 575 miliar dalam bentuk reksadana dengan tingkat pengembalian 1,91% hingga 2,18%, Rp 380,42 miliar dalam bentuk enam obligasi dengan nilai sama dan tingkat bunga 4,13% hingga 5,38%. Sementara sisanya disimpan dalam bentuk giro.

Jika BUKA baru menggunakan 27% dana IPO, anak usaha Telkom lebih parah lagi. Mitratel mengungkapkan bahwa perusahaan baru menggunakan 11% dana Ipo atau setara Rp 2,02 triliun, hingga akhir Juni 2022 atau sekitar tujuh bulan pasca IPO. Tahun lalau MTEL berhasil mengumpulkan dana IPO Rp 18,79 triliun, sebelum dikurangi biaya emisi dana lain-lain sejumlah Rp 331,53 miliar.

Dana IPO yang masih terserap sedikit ini berarti MTEL ekspansi bisnis masih belum berjalan maksimal. Dalam prospektus IPO, perusahaan menyebut 44% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal anorganik termasuk pembangunan menara baru dan ekspansi layanan digital dan fiber. Sementara 56% sisanya digunakan untukakuisisi strategis portofolio menara berkualitas serta akuisisi produk, teknologi, dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.

Sementara itu emiten dengan pengumpulan dana IPO terbesar ketiga tahun lalu, mencatatkan realisasi yang jauh lebih baik. AVIA yang mampu mengumpulkan dana IPO bersih setelah dikurangi biaya emisi dan lain-lain senilai Rp 5,65 triliun, mengungkapkan bahwa perseroan telah menggunakan 54% dana tersebut atau setara dengan Rp 3,06 triliun.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(fsd) Next Article Bukalapak Lama Parkir Duit IPO di Deposito, Ini Respon Bursa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular