
Sektor Properti Mulai Bangkit? Simak Kinerja Sahamnya!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Investor kawakan Lo Kheng Hong resmi menambah portfolio sahamnya dengan menjadi pemegang saham di atas 5% PT Intiland Development Tbk (DILD).
Pada 11.27 WIB harga saham DILD naik 2% dan dihargai Rp 204/unit setelah sempat terbang ke harga tertingginya Rp 226/unit atau apresiasi 13%. Transaksi juga terpantau ramai di angka Rp 69 miliar.Apresiasi juga tak hanya dicatatkan hari ini, Jumat kemarin DILD juga sudah terbang 30,87%.
Lantas, bagaimana kinerja saham emiten properti tahun ini? Apakah masuknya Lo Kheng Hong ke DILD merupakan sinyal jika sektor ini mulai kembali membaik?
Jika menilik saham lima emiten properti Tanah Air, termasuk DILD, kemudian PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), mayoritas berhasil menguat di sepanjang tahun ini.
Saham | 1D | 1W | 1M | 3M | YTD |
DILD | 2% | 37.84% | 38.78% | 45.71% | 32.05% |
PWON | 0.4% | 6.99% | 10.62% | -2.91% | 8.84% |
BSDE | 0.52% | 3.23% | 7.26% | 6.67% | -4.95% |
CTRA | -0,5% | 5.85% | 11.8% | 2.05% | 2.58% |
SMRA | -0.75% | 6.5% | 15.52% | -1,47% | -20.36% |
Saham DILD mengalami kenaikan paling pesat dibandingkan dengan keempat saham properti dengan kapitalisasi pasar besar lainnya. Secara kinerja perseroannya, pada kuartal I-2022, DILD juga mencatatkan pendapatan usaha yang ciamik, naik 2,15% menjadi Rp 562,5 miliar dari Rp 550,6 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan dan beban langsung tercatat naik menjadi Rp 352,3 miliar di kuartal I 2022 dari sebelumnya Rp 293,5 miliar pada kuartal I 2021. Sehingga laba kotor DILDÂ turun menjadi Rp 210,1 miliar dari kuartal I 2021 sebesar Rp 257,1 miliar.
Selanjutnya, secara year to date, saham PWON juga mengalami penguatan kedua terbesar setelah DILD. Namun, periode 3 bulan, saham PWON terpantau terkoreksi 2,91%. Sementara, saham CTRA di sepanjang tahun ini membukukan kenaikan 2,58%, lebih rendah dibandingkan dengan saham PWON. Tapi jika dicermati pada periode 3 bulan, saham CTRA masih menguat 2,05%.
Sementara itu, saham BSDE melemah di sepanjang tahun ini hingga 3,95%. Disusul oleh saham SMRA menjadi yang paling ambles dengan koreksi mencapai lebih dari 20% tahun ini.