²©²ÊÍøÕ¾

²©²ÊÍøÕ¾ Research

Dulu Batu Bara Kini Motor Listrik, Emiten Mana Jawaranya?

Riset, ²©²ÊÍøÕ¾
16 November 2022 14:35
Alva One, Skuter Listrik Maxi diperkenalkan di ajang Gakindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS), Tangerang, Banten. (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)
Foto: Alva One, Skuter Listrik Maxi diperkenalkan di ajang Gakindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS), Tangerang, Banten. (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bisnis batu bara memang masih menggiurkan. Terlebih, meski masih berfluktuasi, harganya masih cenderung tinggi. Namun, perlahan bisnis ini mulai ditinggalkan. Pelakunya sekarang justru lebih melirik ke bisnis kendaraan listrik.

Setidaknya ada dua perusahaan tambang batu bara yang mulai ekspansi ke sektor kendaraan listrik yaitu PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT Indika Energy Tbk (INDY). Keduanya berambisi besar untuk menjadi penguasa di industri yang relatif baru di Indonesia ini.

Ekspansi TOBA ke sektor electric vehicle ditandai dengan terbentuknya perusahaan patungan dengan Group GoTo yakni Electrum. Belum genap satu tahun, Electrum telah melakukan berbagai manuver bisnis lewat kolaborasi.

Pertama adalah dengan Gojek. Pada Februari tahun ini Electrum dan Gojek meluncurkan program GoRide Electric dalam rangka masa percobaan sebelum motor listrik benar-benar diproduksi dengan masif.

Electrum dan Gojek tidak sendirian, dalam kolaborasi tersebut turut hadir juga perusahaan manufaktur skuter listrik asal Taiwan Gogoro dan manufaktur motor listrik lokal anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Gesits. Keduanya menjadi mitra dalam pilot project ini dalam menyediakan motor listriknya.

Kolaborasi juga turut melibatkan perusahaan energi yaitu PT Pertamina yang menyediakan infrstruktur untuk swap baterai.

Selain TOBA, INDY juga melakukan manuver bisnis ke sektor kendaraan listrik. Dalam acara GIIAS 2022, INDY memamerkan produk motor listriknya yang diberi nama Alva One. INDY juga serius menggarap bisnis ini lewat PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI).

Pabrikan motor listrik milik INDY ini ditargetkan rampung pada bulan November 2022 dan bakal memiliki kapasitas produksi hingga 100 ribu unit per tahun.

Manuver INDY masuk bisnis kendaraan listrik sejalan dengan rencana bisnis jangka panjang. Sejak 2018, INDY melakukan diversifikasi ke sektor non-batubara, rendah karbon dan berkelanjutan. INDY berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan dari sektor non-batubara hingga 50% pada tahun 2025 dan mencapai netral karbon pada tahun 2050.

Banyak yang menilai bahwa industri kendaraan listrik merupakan industri masa depan yang menjanjikan. Memang benar kalau Indonesia merupakan pasar kendaraan roda dua terbesar di Asia Tenggara. Namun untuk kasus motor listrik tingkat penetrasinya masih rendah.

Adopsi motor listrik yang masih minim di kalangan masyarakat karena beberap hal mulai dari keterjangkauan harga, ketersediaan infrastruktur hingga aspek praktis. Setidaknya di tiga area utama inilah para pemain kendaraan listrik terutama roda dua akan bertarung.


(trp) Next Article Persaingan Mulai Hangat, SLIS Jual Mobil Listrik Rp 60 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular