
Isu Crypto Winter Kembali Mencuat, Bitcoin Cs Ambles Lagi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar kripto cenderung ambles pada perdagangan Senin (21/11/2022), di tengah mencuatnya kembali musim dingin kripto atau crypto winter setelah kejatuhan bursa kripto FTX.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:30 WIB, Bitcoin merosot 4,23% ke posisi harga US$ 15.992,75/koin atau setara dengan Rp 250.766.320/koin (asumsi kurs Rp 15.680/US$). Sedangkan untuk Ethereum ambles 8,39% ke posisi US$ 1.117,14/koin atau Rp 17.516.755/koin.
Sedangkan untuk koin (token) alternatif (altcoin) Dogecoin dan Polygon pada hari ini ambruk masing-masing 11,74% dan 10,19%.
Berikut pergerakan 7 kripto utama non-stablecoin pada hari ini.
Cryptocurrency | Dalam Dolar AS | Dalam Rupiah | Perubahan Harian (%) | Perubahan 7 Hari (%) | Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) |
Bitcoin (BTC) | 15.992,75 | 250.766.320 | -4,23% | -0,35% | 307,27 |
Ethereum (ETH) | 1.117,14 | 17.516.755 | -8,39% | -5,68% | 136,71 |
BNB | 256,93 | 4.028.662 | -5,94% | -4,91% | 41,10 |
XRP | 0,3529 | 5.533 | -9,72% | 6,57% | 17,75 |
Cardano (ADA) | 0,3041 | 4.768 | -7,73% | -5,10% | 10,47 |
Dogecoin (DOGE) | 0,07474 | 1.172 | -11,74% | -7,72% | 9,92 |
Polygon (MATIC) | 0,7859 | 12.323 | -10,19% | -7,75% | 6,86 |
Sumber: CoinMarketCap
Pasar kripto kembali terkoreksi cukup parah pada hari ini, di mana investor makin khawatir bahwa fenomena crypto winter akan kembali terjadi, di mana hal ini dampak dari kejatuhan bursa kripto FTX.
Token besar seperti Bitcoin dan Ethereum pun kembali merana. Bitcoin kini diperdagangkan di bawah kisaran US$ 16.000, tepatnya di kisaran US$ 15.000, menjadi yang terendah sejak November 2020.
Tak hanya Bitcoin saja, Ethereum, token terbesar kedua sekaligus token altcoin terbesar pertama juga diperdagangkan di kisaran US$ 1.100, menjadi yang terendah sejak Januari 2021.
Isu crypto winter pun kembali mencuat, apalagi harga bitcon dkk terus merosot.
Crypto winter bahkan terdengar masih bagus ketimbang prediksi dari salah satu investor ternama Peter Schiff.
CEO dari Euro Pacific Capital ini menyebut kripto akan punah.
"Ini bukan crypto winter, juga bukan jaman es. Ini adalah kepunahan kripto," kata Schiff dalam kicauannya di Twitter, sebagaimana dikutip Yahoo Finance.
Sepanjang tahun ini, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tebesar di dunia ini sudah merosot hingga sekitar 66%.
Namun, nada kehancuran kripto masih paling banyak dikomentari oleh pengamat yang cenderung tidak mendukung keberadaan kripto.
Beberapa pendukung kripto cenderung masih mendukung dan koreksi belakangan merupakan bentuk dari awal untuk menuju harga tertinggi, di mana salah satunya yakni Robert Kiyosaki, yang mengatakan bahwa Bitcoin dapat lebih baik di masa depan. Meski demikian, Kiyosaki optimis untuk Bitcoin dapat mencapai posisi US$ 10.000.
Di lain sisi, kejatuhan FTX masih menjadi perhatian investor hingga hari ini, di mana mereka khawatir bahwa efek dari kejatuhan bursa kripto terbesar kedua tersebut bisa berimbas kemana-mana. Mereka juga khawatir bahwa kasus FTX bisa terjadi seperti Celsius dkk.
Di tahun ini setidaknya ada tiga kejadian yang mengguncang pasar kripto. Yang pertama pada pertengahan tahun ini saat saat mata uang kripto Terra Luna jeblok hingga nyaris 100%.
Kemudian perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) kripto yang berbasis di Singapura, yakni Three Arrows Capital (3AC) resmi dinyatakan bangkrut.
Berita bangkrutnya 3AC muncul setelah perusahaan investasi tersebut dinyatakan gagal bayar (default) atas utang senilai Rp 9,9 triliun oleh broker kripto Voyager Digital.
Mirisnya, Voyager yang menjadi pihak pemberi utang atau kreditur 3AC juga dinyatakan bangkrut, meski sebelumnya Voyager sempat mendapatkan bantuan dana berupa kredit dari Alameda Ventures, firma perdagangan kuantitatif milik pendiri bursa kripto FTX, Sam Bankman-Fried.
Terbaru Sam Bankman-Fried, sang pahlawan, bersama FTX itu yang bangkrut.
Namun di satu sisi, data dari CoinShares, grup perdagangan kripto terbesar di Eropa, menunjukkan bahwa arus masuk ke produk investasi aset digital minggu lalu berjumlah US$ 42 juta, terbesar dalam hampir tiga bulan.
"Ini menunjukkan investor melihat kelemahan harga ini sebagai peluang untuk membeli, dan pindah ke bursa terdesentralisasi dan ETF yang didukung secara fisik yang tidak memiliki kerentanan yang sama dengan bursa yang dikendalikan secara terpusat," kata analis CoinShares, James Butterfield.
Sementara data dari pelacak arus investor ritel Vanda Research, menunjukkan bahwa arus masuk ke saham terkait kripto dan ETF dalam lima hari setelah keruntuhan FTX mencapai US$ 27 juta, atau rata-rata harian US$ 5,4 juta. Angka itu turun dari rata-rata harian tahun ini sebesar US$ 14,4 juta.
Yang lebih luar biasa, karena Bitcoin telah anjlok 75% dari level tertinggi sepanjang masa pada November tahun lalu, Vanda mengatakan investor ritel menggelontorkan US$ 3,7 miliar ke dalam aset dan dana terkait kripto.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(chd/chd) Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?