
Ikuti Wall Street, Bursa Asia Dibuka Cerah!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa Asia-Pasifik dibuka di zona hijau pada perdagangan Jumat (9/12/2022), jelang rilis data inflasi China pada periode November 2022.
Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka menguat 0,3%, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,63%, Shanghai Composite China naik 0,19%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,25%, ASX 200 Australia tumbuh 0,4%, dan KOSPI Korea Selatan menghijau 0,58%.
Dari China, data inflasi, baik dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) maupun dari sisi produsen (Indeks Harga Produsen/IHP) periode November 2022 akan dirilis pada hari ini.
Pasar dalam survei Trading Economics memperkirakan IHK China pada bulan lalu akan turun menjadi 1,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (month-to-month), IHK China bulan lalu diprediksi turun sedikit menjadi -0,1%.
Sedangkan IHP China bulan lalu diprediksi kembali turun menjadi -1,6%, dari sebelumnya sebesar -1,3% pada Oktober lalu.
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah pada hari ini mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, yang juga berhasil menguat pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,55%, S&P 500 melesat 0,75%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,13%.
Menguatnya Wall Street terjadi setelah rilis data klaim pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 4 Desember 2022.
Data initial job claims atau klaim tunjangan pengangguran tersebut mencapai 230.000. Jumlah ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Jumlah tersebut juga naik dibandingkan pada pekan sebelumnya yakni 226.000.
Meningkatnya angka klaim tunjangan pengangguran menunjukkan jika pasar tenaga kerja AS mulai 'mendingin' dan ada sinyal perlambatan ekonomi.
Pada situasi saat ini, berita buruk pada data ekonomi AS akan menjadi berita baik. Pasalnya, ini meningkatkan harapan jika The Fed akan melakukan moderasi kenaikan suku bunga.
"Aksi sell-off dalam jumlah besar sudah terjadi pada beberapa hari terakhir dan (ada pembalikan tetapi) itu tak cukup menopang reli yang kuat pada hari ini. Sekali lagi, kita kembali mengandalkan bad news is good news untuk membuat bursa menguat," tutur Krosby, dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Investor kini menunggu data inflasi AS yang akan keluar pada Selasa pekan depan. Jika inflasi melandai maka harapan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melonggarkan kebijakan moneternya akan semakin kuat.
Inflasi AS mecapai 7,7% (yoy) pada Oktober 2022, melandai dari 8,5% (yoy) pada September. Kendati melandai, inflasi masih jauh dari target The Fed yakni di kisaran 2%.
Chief Economist Goldman Sachs, Jan Hatzius, memperkirakan penjualan ritel AS melandai 0,2% pada November dibandingkan bulan sebelumnya. Data Adobe juga menunjukkan jika ada penurunan penjualan sebesar 4% (yoy) selama pesta diskon Black Friday November lalu.
The Fed akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13-14 Desember mendatang. Polling Reuters menunjukkan 93% responden memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp).
The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan secara agresif sebesar 375 bp sepanjang tahun ini menjadi 3,75-4,0%.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(chd/chd) Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi
