²©²ÊÍøÕ¾

²©²ÊÍøÕ¾ Research

Asing Putar Balik! Kini Malah Ramai-ramai 'Serbu' RI

Putu Agus Pransuamitra, ²©²ÊÍøÕ¾
12 December 2022 13:05
foto ilustrasi dollar
Foto: Freepik

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Menuju penutupan 2022, investor asing mulai berbondong-bondong mengalirkan duitnya ke Indonesia, khususnya di pasar obligasi. Hal ini tentunya menjadi kabar bagus, sebab sepanjang tahun ini investor getol menarik dananya, memicu capital inflow dari Surat Berharga Negara (SBN) hingga ratusan triliun rupiah.

Bank Indonesia (BI) dalam keterangan resmi yang dikutip ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (12/12/2022), menunjukkan data transaksi 5 - 8 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 1,77 triliun.

Transaksi tersebut meliputi beli neto Rp 8,45 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Sementara pada pasar saham terjadi jual neto Rp 6,68 triliun.

Arah angin sebenarnya mulai berbalik sejak November lalu. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) sepanjang November terjadi inflow di pasar obligasi sebesar Rp 23,7 triliun.

Inflow tersebut menjadi yang terbesar di tahun ini. Tercatat sejak awal tahun, inflow hanya terjadi pada Februari dan Agustus saja.

Pada Desember, hingga tanggal 8 total inflow sudah sebesar Rp 13,8 triliun, berdasarkan data DJPPR. Sehingga sejak November total inflow di pasar SBN tercatat sebesar Rp 37,5 triliun.

Dengan kembali masuknya investor asing, maka capital outflow yang terjadi pada tahun ini terus terpangkas menjadi Rp 140,6 triliun.

Ini tentunya menjadi kabar baik yang menandakan sentimen investor terhadap SBN mulai membaik.

Tidak hanya di pasar sekunder, lelang obligasi juga mulai diminati.

Jumlah penawaran dari investor asing pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (23/11/2022) kemarin mencapai Rp 6,4 triliun. Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibandingkan lelang sebelumnya yang tercatat Rp 3,62 triliun, dan naik tiga kali lipat dibandingkan pada lelang sebulan sebelumnya yakni 27 September 2022 (Rp 1,7 triliun).

Pada lelang terakhir 3 Desember lalu, jumlah penawaran asing meningkat lagi menjadi nyaris Rp 7 triliun.

Salah satu pemicu kembalinya asing menyuntikkan dana ke pasar obligasi yakni bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) yang akan berpeluang mengendurkan laju kenaikan suku bunganya bulan ini.

Hal tersebut tersurat dalam rilis notula rapat kebijakan moneter edisi November.

"Mayoritas partisipan menilai pelambatan laju kenaikan suku bunga akan tepat jika segera dilakukan," tulis risalah tersebut, sebagaimana dilansir ²©²ÊÍøÕ¾ International, Kamis (24/11/2022).

Seperti diketahui, The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell sebelumnya sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin empat kali beruntun hingga suku bunga saat ini menjadi 3,75% - 4%.

Risalah tersebut juga menunjukkan dengan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, para pejabat The Fed bisa mengevaluasi dampak dari kenaikan agresif sebelumnya.

idrFoto: CME Group

Bank sentral paling ±è´Ç·É±ð°ù´Ú³Ü±ôÌýdi dunia ini akan kembali mengadakan rapat kebijakan moneter padi pekan ini. Pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5% dengan probabilitas sebesar 74%, berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group.

Selain itu, di tahun Indonesia bisa terhindar dari resesi di saat Amerika Serikat dan negara-negara Barat bahkan dunia terancam mengalaminya. Memang Indonesia akan mengalami pelambatan ekonomi akibat resesi dunia, tetapi jika dibandingkan negara lainnya tentu Indonesia lebih baik.


(pap/pap) Next Article Pasar Obligasi Negara 'Diam' Jelang Rapat Dewan Gubernur BI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular