
Situasi Makin Sulit, Rupiah Bakal Terbang ke Rp 16.000/US$

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nilai tukar rupiah pada awal tahun 2023 belum menunjukkan ada tanda-tanda penguatan. Rupiah bahkan diperkirakan akan menyentuh Rp 16.000/US$ pada tahun ini.Â
Rupiah melemah 0,16% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp 15.595/US$ pada perdagangan Selasa kemarin. Artinya, rupiah belum mampu menguat pada tahun baru ini.
Peluang rupiah untuk melemah lagi pada hari ini Rabu (4/1/2023) juga terbuka lebar. Ancaman resesi 2023 masih menjadi topik utama pergerakan nilai tukar pada tahun ini.
Para pelaku pasar menanti rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) edisi Desember lalu untuk melihat arah kebijakan ke depannya.
The Fed pada bulan lalu mengendurkan laju kenaikan suku bunga menjadi 50 basis poin, setelah empat kali beruntun menaikkan masing-masing 75 basis poin.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menjelaskan, potensi pelemahan rupiah masih ada, karena bank sentral global, terutama The Fed masih menjalankan kebijakan moneter yang ketat.
"Jadi mereka kemungkinan melanjutkan kebijakan ini di awal tahun," jelas David kepada ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Kamis (4/1/2022).
Adanya kebijakan moneter yang ketat tersebut, tekanan rupiah masih akan berlanjut. Namun tidak sedrastis pada 2022.
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak pada level Rp 15.600 hingga Rp 16.000 per dolar AS pada sepanjang 2023.
"Jadi potensi pelemahan ada, tapi tidak sedrastis pada 2022. Saya melihat pergerakan rupiah masih ada tapi tidak sedrastis tahun ini. Saya melihat masih di Rp 15.600 hingga Rp 16.000 (per dolar AS)," ujar David.
(cap/cap) Next Article Pecah Rekor 3 Tahun, Rupiah Perkasa Pimpin Asia