
Balik Arah Jadi Merah, Ada Apa IHSG?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (17/2/23) berbalik arah dan ditutup di 6.876,21 atau terkoreksi 0,28% secara harian.
Di awal perdagangan, IHSG sempat dibuka menguat dan bahkan menyentuh titik tertinggi di level 6919.09. Perdagangan menunjukkan sebanyak 289 saham turun, 198 saham naik dan 216 lainnya tidak berubah.
Hingga istirahat siang, terdapat hampir 12,37 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 637 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,67 triliun.
Mayoritas saham blue chip terparkir di zona merah. Tower Bersama merosot 3,12%, Medco Energy melorot 2,21% disusul Harum Energy jatuh 2,18%. Berikutnya, Indah Kiat Puld & Paper turun 1,85% sementara Erajaya Swasembada, Kalbe Farma, dan Adaro Energy melemah sebesar 1,7% lebih. Saham milik 'orang kaya' - Bayan Resources juga turut membebani indeks melandai 1,46%.
Sentimen negatif datang dari bursa acuan Amerika Serikat (AS) yang kompak melemah ke zona merah seiring laporan indikator inflasi yang memanas. Indeks Dow Jones ditutup ambles 1,26%, S&P 500 ambrol 1,38%, dan Nasdaq Composite berakhir ambruk 1,78%.
Hari ini, para investor akan terus memantau keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan menunggu dampak dari pergerakan Wall Street terkait rilis data indeks harga produksi, data klaim pengangguran, dan pernyataan dari Presiden Federal Reserve (The Fed) Cleveland yang menyarankan agar bank sentral AS meningkatkan suku bunga secara agresif.
Hal ini terjadi seiring dengan naiknya indeks harga produksi (PPI) sebesar 0,7% pada Januari, yang melampaui estimasi pasar sebesar 0,4%. Artinya, pertempuran melawan inflasi tetap menjadi tantangan yang berat bagi perekonomian, karena biaya tinggi masih menekan ke seluruh sektor ekonomi dan perusahaan masih berupaya untuk memulihkan margin keuntungan yang sebelumnya hilang.
Selain itu, pasar tenaga kerja yang ketat membuat sulit untuk mencapai target inflasi 2%. Menurut Steve Chiavarone, seorang Senior Portfolio Manager dan Kepala Multi-Asset Solutions di Federated Hermes, keadaan ini dapat terus berlanjut jika pasar tenaga kerja terus membaik.
Di sisi lain, investor juga akan memperhatikan rilis data penjualan ritel Britania Raya pada Januari, yang dijadwalkan akan dirilis pada siang hari nanti. Semua data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk yang lebih akurat bagi para investor dalam membuat keputusan investasi.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(pap/pap) Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat