²©²ÊÍøÕ¾

Pernah Sukses di 2017, Gimana Saham BMRI Usai Stock Split?

Eqqi Syahputra/Teti Purwanti, ²©²ÊÍøÕ¾
04 April 2023 17:02
Gedung Bank Mandiri
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) hari ini telah resmi melakukan pemecahan saham yang beredar atau stock split dengan rasio 1 : 2. Lewat aksi korporasi ini, saham BMRI pada awal perdagangan sudah memakai harga baru yakni di Rp 5.250 dari harga penutupan sebelumnya di Rp 10.525.

Hal ini tentu sangat menggembirakan, karena investor ritel sudah bisa membeli saham BMRI dengan harga jauh lebih murah dibandingkan harga sebelum stock split untuk per lot-nya.

Namun pertanyaannya, apakah saat ini waktu yang tepat untuk memiliki saham BMRI?

Seperti diketahui, stock split saham BMRI bukan yang pertama kalinya dilakukan. Beberapa tahun silam atau tepatnya 13 September 2017, saham BMRI pernah di stock split dengan rasio 1:2, dari harga Rp 13.200 ke Rp 6.575.

Tujuannya sama, pemecahan saham ini dilakukan guna meningkatkan likuiditas saham BMRI dan memperluas aksesibilitas investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan.

Jika berkaca dari kisah lalu tersebut, tentu hal ini sangat menarik, terlebih BMRI memiliki fundamental yang sangat kuat dan bukan tidak mungkin kisah manis di tahun 2017 bakal terulang.

Hal tersebut diakui oleh Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-Kun Shin. Menurutnya kesuksesan stock split BMRI di 2017 bisa terulang kembali, mengingat BMRI memiliki fundamental yang sangat kuat. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan kondisi perekonomian saat ini.

"Dengan alasan yang sederhana seperti Fundamental yang tetap berada trend positive, sangat memungkinkan BMRI dapat mengulang history kesuksesan yang telah terjadi sebelumnya," katanya kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (4/4/2023).

Ia meilihat saat ini saham BMRI memang berada pada puncak tertingginya di harga Rp 5,000 - Rp5,500 (setelah stock split). Sehingga sangat wajar jika ada sedikit koreksi pada hari ini. Namun ia meyakini saham BMRI bisa bangkit kembali menuju level Rp 6.500- Rp 7.500.

Potensi itu bisa tercapai karena menurutnya BMRI memiliki rasio keuangan yang sangat baik, dengan NIM lebih dari 5% dan laba bersih mencapai Rp 41 triliunan atau melejit sekitar 46%.

Disisi lain ia melihat price to book value (PBV) BMRI saat ini masih cukup rendah jika dibandingkan dengan bank-bank besar di levelnya, sehingga potensi kenaikannya pun bisa mencapai dikisaran 25% - 35%.

"Melihat history BMRI dari tahun ke tahun, saat ini BMRI berada pada puncak tertinggi nya di harga 5,000 - 5,500 (setelah stock split), mungkin ada koreksi wajar dari market terlebih dahulu sebelum akhirnya melanjutkan uptrend dikisaran Rp 6,500 - Rp 7,500," jelasnya.

Hal serupa juga disampaikan Senior Analis DCFX Lukman Leong. Menurutnya bila dilihat dari fundamental, harga saham BMRI cukup menarik. Apalagi BMRI ujarnya tercatat sebagai bank dengan asset terbesar.

"Melihat dari sejarah stocksplit 6 tahun sebelumnya, reaksi pasar sangat positif. Untuk kali ini saya melihat saham BMRI bisa mencapai Rp 5.600- 6.000 per saham di akhir tahun," terangnya.

Kendati demikian, ia melihat kesuksesan stocksplit saham BMRI saat ini juga akan sangat tergantung perkembangan kondisi global, seperti krisis perbankan di AS dan Eropa belum lama ini.

"Namun apabila kembali terjadi tentunya sangat berpengaruh," jelas Lukman.

Sekedar Informasi pada perdagangan hari ini saham BMRI ditutup turun tipis Rp 50 (-0,95%) ke Rp 5.200. Saham BMRI pagi tadi dibuka di Rp 5.250 dan sempat menyentuh harga tertinggi di Rp 5.300.


(dpu/dpu) Next Article Wow, Bank Mandiri Optimis Kinerja 2023 Bisa Lebih Oke

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular