²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Transaksi bernilai jumbo di pasar negosiasi masih terus berlangsung. Pada 5 April 2023, nilai transaksi di luar pasar reguler tersebut mencapai Rp 2,46 triliun, dengan dengan volume perdagangan sebanyak 3,98 miliar saham yang dilakukan sebanyak 989 kali transaksi.

Meskipun akhir-akhir ini marak terjadi transaksi bernilai triliunan di pasar negosiasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai hal itu masih dalam batas wajar.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, peraturan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka transaksi negosiasi untuk tujuan tertentu.

Baca: Telkomsel dan IndiHome Kawin, Saham Singtel Terdilusi 5%

"Salah satunya untuk memberikan kesempatan para pihak melakukan transaksi dalam jumlah besar (jumbo), antara lain untuk tujuan akuisisi atau perubahan pengendalian perusahaan tercatat," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (3/4).

Inarno menegaskan, BEI dan OJK mengawasi pihak-pihak yang bertransaksi di pasar modal baik yang melakukan transaksi di pasar reguler maupun di pasar negosiasi untuk mencegah timbulnya manipulasi pasar atau pelanggaran-pelanggaran lain yang terkait dengan perdagangan saham.

Sementara, jika terdapat kecurigaan terkait dengan transaksi tersebut, langkah awal yang dilakukan adalah meminta informasi dari emiten atau para pihak yang melakukan transaksi mengenai tujuan transaksinya.

Baca: Waduh! Investor Asing Kabur dari 10 Emiten Kala IHSG Merah

"Transksi jumbo dapat mempengaruhi pasar modal RI, di antaranya jika terkait dengan akuisisi oleh perusahaan-perusahaan asing dengan nilai premium, dapat memberikan sinyal positif iklim investasi yang baik di Indonesia," pungkasnya.

(rob/ayh) Next Article Misteri Transaksi Nego Jumbo di Bursa Saham RI