
Saham Emiten Batu Bara Ambles, Rusia Penyebabnya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pada 30 menit pembukaan perdagangan Senin (17/4/2023) beberapa saham-saham batu bara kompak ambles. Sentimen negatif dari Rusia membuat gejolak pasar terutama di sektor batu bara.
Indonesia sebagai eksportir batu bara besar ke China mendapat ancaman serius dari Rusia. Diketahui Rusia akan meningkatkan ekspor batu baranya ke China.
Pada Sabtu (15/4/2023) CEO SUEK Maxim Basov mengumumkan perusahaan eksportir raksasa bidang energi batu bara asal Siberia, Rusia, SUEK, mengumumkan rencana meningkatkan penjualan ke Cina pada tahun ini. SUEK juga bermaksud melipatgandakan pasokannya ke pasar China tahun ini. Tak main-main, mereka akan membawa volume ekspor menjadi lebih dari 20 juta ton.
"Pasar China sangat penting bagi kami. Tahun lalu pasar internasional utama kami adalah Korea Selatan dan sebelumnya Uni Eropa, tetapi tahun ini saya pikir China akan mengambil alih Korea dan menjadi pasar ekspor utama kami," ungkap Basov.
Dalam jangka panjang, SUEK berpotensi meningkatkan penjualan batu bara ke China menjadi 50 juta ton per tahun. Rencana ini akan membuahkan hasil jika harga di mana China membeli batu bara Rusia tetap menarik bagi eksportir Rusia dan jika bea masuk nol tetap berlaku, tambahnya.
"China akan terus mengimpor sekitar 300 juta ton batu bara per tahun. Pemasok terbesar China adalah Indonesia. Rusia berada di urutan kedua tahun lalu dalam hal pasokan, dan dari semua perusahaan Rusia, kami adalah yang terbesar," ucap Basov.
Basov yang kini berada di China dalam perjalanan bisnis menambahkan bahwa selama beberapa hari terakhir perusahaannya menandatangani sejumlah kontrak jangka panjang dengan produsen mesin pertambangan terkemuka China.
"Saya pikir dalam beberapa bulan ke depan pasokan peralatan pertambangan kita akan tumbuh berkali-kali lipat. Secara umum, kerja sama kita dengan China akan tumbuh baik dalam hal ekspor kita ke RRC maupun dalam hal impor peralatan dari China," imbuh Bsaov.
Rusia menggenjot ekspor batu bara ke China sebesar 11,2 persen menjadi 59,5 juta ton pada 2022. Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Moskow untuk mengarahkan kembali perdagangannya menyusul larangan Uni Eropa terhadap batu bara Rusia, yang diperkenalkan di tengah sanksi terkait Ukraina tahun lalu.
Pencabutan pembatasan Covid-19 membuat China meningkatkan konsumsi batu baranya yang berujung pada ikut naiknya angka impor batu.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw) Next Article Pekan Pertama di 2023, Harga Batu Bara Ambrol 5% Lebih