²©²ÊÍøÕ¾

Dihajar Sentimen China & Eropa, Harga Batu Bara Diramal Lesu

mae, ²©²ÊÍøÕ¾
08 May 2023 06:45
Pengapalan batu bara. (Dok: PLN)
Foto: Pengapalan batu bara. (Dok: PLN)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara ambruk pada pekan lalu. Harga pasir hitam pun diproyeksi masih susah menguat pada pekan ini.

Pada Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (5/5/2023), harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 168,5 per ton. Harganya turun 0,88%.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 11 Januari 2022 (US$ 168,1 per ton) atau dalam 16 bulan terakhir atau hampir 1,5 tahun.

Dalam sepekan, harga batu bara ambles 8,99%. Pelemahan ini lebih besar dibandingkan pada pekan sebelumnya di mana harga batu bara jatuh 2,22%

Harga batu bara bahkan sudah ambles dalam tiga hari beruntun pekan lalu dengan pelemahan mencapai 11,31%. Sejak awal 2023, harga batu bara sudah ambruk 56,8%.

Harga batu bara diperkirakan masih sulit menguat pada pekan ini karena beberapa faktor, terutama karena melandainya permintaan.

Harga batu bara akan sangat ditentukan oleh perkembangan di China, terutama data perdagangan yang akan keluar pada Selasa pekan ini (9/5/2023).

Secara historis, harga batu bara memang lebih kerap melandai pada Mei dibandingkan harga pada April. Bila merlihat data Refinitiv sebelum pandemi 2014-2019, harga batu bara rata-rata pada Mei hanya menguat pada 206 dan 2019 sementara sisanya melemah.

Permintaan dari China kemungkinan akan melandai pada Mei setelah kenaikan produksi dan impor besar-besaran pada April.

Impor batu bara China dari Australia menembus 10,04 juta ton pada Maret-April 2023. Jumlah tersebut melonjak 75% dibandingkan periode yang sama pada 2020.

China meningkatkan pemesanan batu bara untuk mengantisipasi musim panas pada Juni-Agustus.

Namun, musim panas yang relatif bersahabat di sebagian besar wilayah China membuat kekhawatiran akan pasokan tidak terjadi. Impor pun diperkirakan akan melandai.

Impor batu bara salah satunya didatangkan dari Rusia.
Reuters mencatat ekspor batu bara Rusia pada April mencapai 16,5 juta ton di mana pengiriman ke China mencapai 6,3 juta ton dan India sebanyak 7,1 juta ton.

Produksi batu bara China meningkat drastis mencatat rekor pada Maret 2023 dengan jumlah 417,22 juta ton, Jumlah itu setara dengan 13,46 juta ton per hari yang merupakan rekor tertinggi.

Produksi batu bara China menembus 1,15 miliar pada Januari-Maret 2023, atau meningkat 5,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan produksi China ini justru terjadi di tengah pelemahan manufaktur. Purchasing Manager Index (PMI) China terkontraksi menjadi menjadi 49,2 dari pada April.

Indeks jauh lebih kecil dibandingkan 51,9 pada Maret 2023. Pelemahan manufaktur bisa membuat permintaan batu bara melandai.

Dengan musim panas yang relatif bersahabat dan manufaktur yang melandai, permintaan batu bara dari China kemungkinan melandai.

Permintaan dari Eropa juga diproyeksi akan melemah. Eropa memasuki musim semi di mana suhu relatif bersahabat sehingga permintaan energi tidak akan melonjak.

Suhu di beberapa wilayah Eropa memang akan lebih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Namun, pasokan batu bara yang memadai di berbagai pelabuhan Eropa membuat harga sulit melonjak.

"Kondisi ini akan membuat harga batu bara masih tertekan dalam jangka pendek, terutama jika harga gas terus turun," tutur analis Reuters Toby Hassall dan Igor Malewicz.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) ambruk 5,3% sepekan dan 15% sebulan menjadi 36,57 euro per mega-watt hour (MWh) pada pekan lalu.

Harga tersebut juga menjadi yang terendah sejak Juli 2021 atau hampir dua tahun terakhir.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular