
Masa Depan FMCG Cerah? Ini Jawaban Unilever Indonesia

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Sektor fast-moving consumer goods (FMCG) diproyeksikan bakal mengalami pertumbuhan sekitar 6,5% di 2023. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, seperti selesainya masa pandemi Covid-19 hingga laju inflasi yang mulai mereda.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menyebut pertumbuhan tersebut juga akan dibarengi dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya ketika PDB bergerak di angka 5%, pertumbuhan di sektor FMCG akan mencapai 6,5%.
"Market di mana Unilever beroperasi, dari 15 kategori kami market leader di 13 kategori. Itu akan tumbuh sekitar 5%-6%. Jadi, cukup bagus, promising, dan saya hopefull, tapi percepatan growth semester I agak sedikit lambat dibanding semester II. Saya optimis di semester II-2023," kata Ira kepada ²©²ÊÍøÕ¾ beberapa waktu lalu.
Menurut dia, agar pertumbuhan tersebut bisa tercapai, perlu dilakukan stimulus bagi konsumen melalui kanal pemasaran lainnya. Pasalnya, belum lama ini pasar e-commerce yang merupakan kanal pemasaran terbesar tengah mengalami disrupsi.
"Sebagai player, kami harus menyikapinya karena kalau sebelumnya bullish growth di e-commerce. Karena kontribusi masih di bawah 10%, di traditional trade, modern trade, harus kita stimulasi sehingga konsumen melakukan konsumsi tersebut," papar dia.
Unilever Indonesia sendiri lanjut Ira akan terus memperkuat citra brand produk dan melakukan inovasi yang relevan dengan situasi pasca pandemi.
Untuk segmen konsumen middle to lower, dia menyebut akan meluncurkan inovasi-inovasi dengan harga terjangkau, seperti menyiapkan kemasan produk yang lebih kecil dan sebagainya. Sehingga segmen ini tetap bisa menikmati produk-produk dari Unilever Indonesia.
Sedangkan untuk segmen konsumen middle to upper, inovasi yang diluncurkan berkaitan dengan produk-produk premium. Adapun menurut dia, produk premium menjadi agenda serius karena segmen konsumen ini bergerak cepat.
Di samping inovasi, dalam menjangkau segmen konsumen itu, Ira juga menjelaskan mengenai strategi pemasaran. Salah satunya dengan memanfaatkan kanal digital.
"Mereka juga tidak bisa ditangkap oleh TV. Mungkin sebagian masih nonton TV, tapi sebagian nggak nonton TV, Maka, YouTube, Instagram, dan lain yang harus kami hadir di situ," pungkas Ira.
(dpu/dpu) Next Article Terungkap! Perilaku Konsumen FMCG Berubah Selama 3 Dekade