²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank DBS Indonesia menyebut perusahaan kurang setuju dengan terminologi greenwasing karena membingungkan dan lebih memilih penggunaan terminologi transition financing.

Executive Director Bank DBS Indonesia Heru Hatman menyebut bahwa dalam transition financing perusahaan membantu menerapkan KPI (key performance indicator), yang nanti akan diterjemahkan dalam bentuk kenaikan bunga atau malah turun. Bank DBS menyebut dalam 6 bulan sekali kami lakukan verifikasi dengan teknikal konsultan, dimana apabila KPI sudah tercapai di awal bisa dapat kemudahan.

Baca: Pembiayaan Hijau Bank BCA Tembus Rp 72 T di Kuartal I-2023

Heru juga menyebut perusahaan juga mendapati sejumlah tantangan dalam implementasi pembiayaan hijau karena perusahaan memiliki target net zero pada 2050. Tantangan utama menurut Heru adalah risiko proyek yang akan dibiayai.

Meski demikian perusahaan juga melakukan due diligent secara fundamental agar dapat menghindari risiko pembiayaan yang mungkin muncul. Perusahaan juga menyebut sedang menyusun sustainable framework dengan mempekerjakan konsultan independen.

"sehari-hari kami melakukan transisi [hijau], kami juga aktif di DBS Foundation untuk finansial inclusion baik di ukuran mikro dan UMKM. Kami secara berkesinambung mencoba melakukan social impact dari segi bisnis," ujar Heru.

(fsd/fsd) Next Article Indonesia Jadi Basis Pembiayaan Hijau, Kok Bisa?