²©²ÊÍøÕ¾

Bye Resesi..Siap-siap Wall Street Bakal Bullish

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
01 July 2023 09:40
FILE - In this Oct. 14, 2020 file photo, the American Flag hangs outside the New York Stock Exchange in New York.Stocks were posting strong gains in early trading Thursday, May 13, 2021, following three days of losses and the biggest one-day drop in the S&P 500 since February.  (AP Photo/Frank Franklin II, File)
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sebagian besar investor dan para pelaku pasar percaya berada di pasar bull baru dan tidak akan ada resesi di sepanjang tahun 2023.

Mayoritas investor Wall Street percaya pasar saham telah memasuki pasar bull baru dan ekonomi AS akan melewati resesi pada tahun 2023, menurut survei investor ²©²ÊÍøÕ¾ Delivering Alpha yang baru.

²©²ÊÍøÕ¾ Internasional menyurvei sekitar 400 kepala pejabat investasi, ahli strategi ekuitas, manajer portofolio, dan kontributor ²©²ÊÍøÕ¾ yang mengelola uang tentang posisi mereka di pasar untuk kuartal ketiga dan seterusnya. Survei dilakukan selama seminggu terakhir.

Hasilnya 61% responden percaya pasar telah memasuki bullish trend, sementara 39% berpikir ini adalah reli bear market.

Pada perdagangan Jumat (30/6/2023) Wall Street kompak di tutup menguat. Dow Jones mencatatkan kenaikan 0,84% di level 34.407,60, S&P 500 melesat 1,23% di level 4.450,38, dan Nasdaq bertambah 1,45% di level 13.787,92.

Secara teknis, beberapa telah mengumumkan bull market baru setelah S&P 500 memenuhi standar paling sederhana dengan menutup 20% dari level terendah bear market bulan Oktober. Namun, banyak investor tidak menganggapnya sebagai akhir dari bear market sampai S&P 500 mencapai titik tertinggi baru. Penutupan tertinggi sepanjang masa untuk patokan yang lebih luas adalah 4.796,56. S&P 500 ditutup Jumat di 4.450,38.

Pasar telah berhasil mengatasi kekhawatiran sepanjang tahun ini, termasuk kenaikan suku bunga, debat plafon utang, dan serangkaian kegagalan bank. S&P 500 akan mengakhiri semester pertama dengan gemilang, naik hampir 15% setelah empat bulan kemenangan berturut-turut. Kinerja Teknologi pada Nasdaq Composite bahkan lebih mengesankan, naik 30% tahun ini di tengah obsesi Wall Street terhadap kecerdasan buatan (AI).

"Ada banyak alasan untuk bersikap konstruktif pada saham AS pada semester kedua tahun 2023, terutama karena kami akhirnya mulai melihat pasar yang lebih luas," ucap Carol Schleif, kepala investasi di BMO Family Office.

Mayoritas investor percaya ekonomi akan terhindar dari penurunan yang parah setidaknya untuk tahun ini meskipun Federal Reserve akan menaikkan suku bunga secara agresif. The Fed menaikkan pada setiap pertemuan sejak Maret 2022, rentang yang mencakup empat pergerakan tiga perempat poin berturut-turut, sebelum berhenti pada bulan Juni.

Banyak yang mengira keadaan unik kali ini mendorong tanggapan fiskal dan moneter historis yang memungkinkan mengakibatkan penurunan pasar saham tidak seperti yang sebelumnya dalam sejarah.

"Kita seharusnya tidak mengharapkan resesi standar dalam siklus yang tidak ortodoks ini," ucap Jason Draho, kepala alokasi aset Amerika di UBS Global Wealth Management. "Ekonomi malah mungkin mengalami resesi bergulir di berbagai segmen."

Dalam hal di mana investor menempatkan uang untuk bekerja selama sisa tahun 2023, mereka yakin pengembalian terbaik dapat ditemukan di Treasury jangka pendek dan S&P 500 serta pasar saham asing seperti Jepang, China, dan Eropa.

Bahkan saat ini pasar Wall Street sedang dihiasi sentimen positif. Data Personal Consumption Expenditures (PCE) AS, menurut lembaga trading economic PCE akan meningkat tipis ke 3,9% secara tahunan (yoy), dibandingkan April lalu sebesar 3,8%. Proyeksi kenaikan tipis juga sama dengan core PCE ke posisi 4,7% dibandingkan bulan sebelumnya di 4.8%.

Apabila data PCE naik, artinya daya beli masyarakat AS masih cukup tangguh dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik. Sementara itu, data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal I-2023 terpantau tetap tumbuh positif sebesar 2% secara kuartalan (qoq), lebih baik dibandingkan perkiraan pasar yang proyeksi tumbuh 1,4% qoq.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw) Next Article Video: Wall Street Berdarah-darah, IHSG Tumbang ke 6.700-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular