
IMF Jadi Juru Selamat Utang, Bursa Saham Pakistan Terbang 6%

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar saham Pakistan (PSX) mengalami kenaikan tertinggi sejak 3 tahun seiring negara tersebut mencapai kesepakatan awal dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengakhiri kekhawatiran gagal bayar utang.
Indeks acuan nasional KSE-100 Index naik 5,8% pada pukul 09:32 waktu setempat. Reli tajam memicu penghentian pasar selama satu jam. Per 14.00 WIB, indeks tersebut kembali melejit 6,15%.
Mengutip The Nation, Senin (3/7), keyakinan investor bangkit kembali setelah penandatanganan perjanjian tingkat staf antara Pakistan dan program IMF senilai US$3 miliar pada Jumat, usai negosiasi berbulan-bulan.
Para analis saham, bereaksi terhadap reli PSX, mengatakan program IMF yang baru adalah kesepakatan menguntungkan.
"Melakukan SBA (Stand-By Arrangement) alih-alih tinjauan kesembilan memiliki dua manfaat," kata Mustafa Pasha, Chief Investment Officer di Lakson Investments Limited, kepada Business Recorder, Senin (3/7).
"Pertama, negara akan menerima US$3 miliar, bukan US$1,1 miliar. Kedua, Pakistan akan berada dalam program IMF selama transisi ke pemerintahan sementara dan pemilu yang biasanya merupakan masa ketidakpastian. Negosiasi dengan IMF sulit selama ini," ujar Mustafa.
Kemudian, lanjut Mustafa, "Ini juga berarti peluang untuk menerima dana tambahan dari sumber bilateral/multilateral meningkat. Dengan demikian, ketakutan akan pembatasan impor yang parah, depresiasi mata uang yang tajam, dan gagal bayar telah dihindari, setidaknya sampai pemerintah baru dapat menyelesaikan dan menegosiasikan program IMF yang baru pada tahun 2024," tambahnya.
Menurut catatan Foreign Policy, Jumat (30/6), kesepakatan tersebut datang hanya beberapa jam sebelum perjanjian Islamabad saat ini dengan IMF akan berakhir.
Setelah Pakistan menerima persetujuan akhir untuk jangka waktu bantuan dari dewan IMF pada Juli, Pakistan akan menerima dana talangan pertama sebesar US$1,1 miliar.
Pakistan telah bergulat dengan krisis ekonomi yang parah selama berbulan-bulan. Pada Februari, Pakistan hanya memiliki cadangan devisa US$3,7 miliar, dana yang hampir tidak cukup untuk menutupi impor selama sebulan. Sejak saat itu, Pakistan berada di ambang gagal bayar total.
Kesepakatan IMF terbaru, yang diperkirakan akan menggantikan sisa US$2,5 miliar dari kesepakatan US$6,5 miliar yang diselesaikan pada 2019, akan menempatkan Islamabad "di jalur pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.
Para pejabat Pakistan berharap perjanjian baru itu akan meningkatkan prospek investasi asing langsung dan memungkinkan lebih banyak kreditor asing membiayai bisnis Pakistan.
Pakistan menghadapi jalan panjang untuk mencapai kesepakatan dengan IMF.
Untuk menerima bantuan utang, Islamabad harus mengadopsi beberapa langkah penghematan, termasuk mengubah anggaran fiskal tahun depan dengan menaikkan pajak sebesar US$750 juta, mengakhiri pembatasan impor, dan menaikkan suku bunga menjadi 22%. Pakistan saat ini memiliki total kredit terutang kelima tertinggi dengan IMF.
Bantuan utang IMF tidak akan menyelesaikan semua masalah Pakistan, karena "faktor struktural mendasar yang memicu krisis Pakistan saat ini akan tetap ada," tulis Michael Kugelman dari FP dalam South Asia Brief pekan lalu.
Pakistan saat ini masih bergumul dengan korupsi, sistem kesejahteraan publik yang buruk, kekurangan air dan energi, serta sektor pertanian yang tidak memadai.
"Kecuali reformasi skala besar yang sangat dibutuhkan yang terlalu berisiko secara politik, krisis ekonomi berikutnya mungkin sudah dekat," tulis Kugelman.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(trp/trp) Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat