²©²ÊÍøÕ¾

Nasib Bank Banten, Kurang Modal dan Rugi Sejak Lahir

Muhammad Khadafi, ²©²ÊÍøÕ¾
27 July 2023 15:55
Bank Banten
Foto: Ist

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) masuk dalam daftar BPD yang belum memilki modal inti Rp 3 triliun sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Perusahaan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui PT Banten Global Development ini, per Juni 2023 memiliki modal inti sebesar Rp 1,24 triliun. Artinya bank memerlukan dana segar sekitar Rp 1,8 triliun atau mencari induk Kelompok Usaha Bank (KUB) untuk memenuhi ketentuan OJK.

Manajemen BEKS sebelumnya menyatakan bahwa akan memenuhi ketentuan OJK dengan membentuk KUB. Hal tersebut telah disetujui oleh para pemegang saham.

Sementara itu, per Juni 2023, Bank Banten melaporkan mencetak rugi sebesar Rp 24,09 miliar. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kerugian BEKS susut 71,02% yoy.

Bank Banten tercatat menekan rugi seiring dengan pendapatan bunga bersih yang naik 30,28% yoy, menjadi Rp 126,48 miliar.

Pada semester I/2023 pendapatan bunga bank turun 1,96% yoy. Namun beban bunga turun lebih dalam atau 25,36% yoy, sehingga mendorong pendapatan bunga bersih naik.

Beban bunga bank merosot seiring dengan menyusutnya dana pihak ketiga (DPK). Simpanan masyarakat di Bank Banten pada semester I/2023 anjlok 31,48% yoy menjadi Rp 3,46 triliun.

Adapun dari sisi intermediasi, kredit yang disalurkan Bank Banten turun 10,55% yoy menjadi Rp 3,27 triliun. Hal ini membuat aset bank ikut merosot 9,28% yoy menjadi Rp 7,5 triliun.

Sebagai informasi, BEKS telah lama tercatat sebagai bank rugi, bahkan sebelum Banten Global Development (BGD) mengambil alih Bank Pundi dan mengubanya menjadi BPD Banten. Sebagai informasi, BGD mengakuisisi Bank Pundi dengan nilai Rp 800 miliar pada 2016.

Mengutip laporan keuangan 2015, Bank Pundi melaporkan rugi setelah pajak senilai Rp 384,84 miliar. Kala itu Bank Pundi dikendalikan oleh PT Recapital Advisors yang menggenggam 67,85% saham BEKS. 

Kerugian bank tidak terlepas dari kualitas aset yang buruk. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (±·±Ê³¢)Ìýgross pada 2015 sebesar 5,94% dan rasio NPL ²Ô±ð³ÙÌý4,91%.Ìý

Pada 2016, BGD tercatat sebagai pengendali Bank Pundi dan mengubah namanya menjadi Bank Banten. Setelah berganti nama, nasib Bank Pundi tidak langsung menjadi lebih baik. Bank mencetak rugi Rp 405,12 miliar per 31 Desember 2016. Rasio NPL ²µ°ù´Ç²õ²õÌý»å²¹²ÔÌý²Ô±ð³ÙÌýperusahaan lebih kurang masih sama. 

Satu tahun setelah BGD mengendalikan Bank Banten, rugi perusahaan susut menjadi Rp 76,28 miliar. Bank mulai terlihat melakukan ekspansi kredit bermodal dana segar yang masuk dari Pemprov Banten. 

Akan tetapi satu tahun berikutnya atau 2018, Bank Banten kembali mengakumulasi tumpukan aset berkualitas buruk. Rasio NPL ²µ°ù´Ç²õ²õÌý»å²¹²ÔÌý²Ô±ð³Ù,Ìýkembali ke level yang hampir sama dengan posisi tahun 2015. 

Pertumbuhan kredit pun melambat, sedangkan dana pihak ketiga (DPK), khususnya deposito naik. Beban bunga bengkak dan mendorong rugi Bank Banten naik menjadi Rp 100,13 miliar.

Pada 2019, kerugian Bank Banten semakin tebal seiring dengan keterbatasan likuiditas perusahaan untuk menyalurkan kredit baru. Kala itu rugi bank naik menjadi Rp 137,56 miliar.

Rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) pada 2019 mencapai 95,59%. Sementara itu bank tidak bisa lagi mengandalkan permodalan untuk ekspansi kredit karena rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) atau capital adequacy ratio (CAR) sudah berada di bawah 10% atau tepatnya 9,01%.

Tahun berikutnya rugi Bank Banten semakin bengkak menjadi Rp 308,16 miliar. Rasio NPL ²µ°ù´Ç²õ²õÌýBEKS pun bengkak menjadi 22,27%.

Akan tetapi bank pada 2020, BEKS mendapatkan angin segar, yakni suntikan dana berupa konversi dari dana Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Provinsi Banten berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Banten Nomor 1/2020.

Pada 2021, rugi Bank Banten menyusut menjadi Rp 265,18 miliar. NPL ²µ°ù´Ç²õ²õÌýturun ke level 14,09%.

Menutup tahun lalu, Bank Banten mencetak rugi Rp 239,29 miliar, turun 9,76% yoy. Suntikan modal pada 2020 menjadi motor penggerak bank untuk ekspansi kredit sembari membersihkan aset-aset bermasalah.

Dengan demikian sejak menyandang nama Bank Banten, BEKS telah melaporkan akumulasi rugi bersih senilai Rp 1,53 triliun.


(mkh/mkh) Next Article BPD Kurang Modal, Ada Satu Rugi Triliunan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular